Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menyampaikan pihaknya secepatnya akan mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) untuk menata harga gas di hilir migas agar lebih fair bagi konsumen.
Dia melihat maraknya trader membuat harga jual gas ke konsumen akhir menjadi lebih mahal dan tidak ekonomis bagi perkembangan industri hilir.
“(Permen) yang trader itu akan keluar secepatnya. Intinya adalah jangan sampai, eksesif profit. Dari hulu menjadi hilir, dari user menjadi end user, itu kan ada tradernya. Jangan sampai misalnya di hulu itu USD 5, di hilirnya juga (biaya) USD 5. Gimana caranya itu,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Rabu (22/3)
Sebelum permasalahan ini juga pernah disampaikan oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Gusti Ngurah Wiratmaja. Menurut dia, penambahan biaya distribusi sudah diluar kewajaran.
Sebagai contoh, harga di hulu migas hanya USD 6 per MMBTU, namun di konsumen akhir bisa mencapai USD 14 per MMBTU.
“Padahal jaraknya hanya 20 sekian kilometer. Jadi artinya ada transaksi yang berlapis-lapis. Satu lapis mengambil keuntungan, satu lapis ambil keuntungan. Ini yang kita tata supaya ke depan ada regulated margin,” papar Wirat, Jumat (17/3)
Dia merasa heran, dia membandingkan pembangunan infrastruktur di hulu menghabiskan investasi yang signifikan besar dibanding membangun infrastruktur distribusi, namun malah biaya distribusi mengambil margin hingga melebihi margin di hulu.
“Cuma membangun pipa, mengambil keuntungannya jangan banyak-banyaklah. Ini yang marginnya kita tata supaya harga gas di hilir lebih fair untuk pengguna,” tandas Wirat.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh: