Jakarta, Aktual.co — Warga di lereng Gunung Sindoro di Desa Purbosari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (31/10), menggelar tradisi “Nyadran Kali” dengan kirab budaya dari Balai Desa Purbosari menuju kompleks Situs Liyangan.
Kirab diawali sejumlah pemuda yang membawa dua gunungan agung yang tersusun dari hasil bumi diiringi ratusan warga yang mengenakan pakaian adat Jawa berjalan dari balai desa menuju komplek situs yang berjarak sekitar satu kilometer.
Pada kirab tersebut juga diikuti kelompok kesenian tradisional dan warga yang membawa tumpeng dan ingkung ayam.
Setelah sampai kompleks Situs Litangan, kepala desa dan sesepuh desa mengambil air suci dari sumber air yang berada di kompleks situs. Ritual ditandai dengan doa bersama yang dipimpin pemuka agama dan dilanjutkan makan bersama dan pementasan kesenian tradisional.
Pada rangkaian tradisi “Nyadran Kali” ini juga digelar pementasan wayang kulit selama tiga malam berturut-turut.
Kepala Desa Purbosari Sofiudin Ansori mengatakan ritual ini sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat terutama hasil panen dari bercocok tanam.
“Kami bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan berupa hasil bumi,” ucapnya.
Ia menambahkan ritual sengaja dilaksanakan di Situs Liyangan karena situs ini merupakan cikal bakal warga desa yang dibuktikan dengan adanya berbagai peninggalan bersejarah seperti candi, alat pertanian, arca, dan sisa-sisa tempat tinggal.
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga situs dan belajar dari keberadaannya, seperti cara bagaimana mencintai alam, bertani, dan berbudaya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto, mengatakan Situs Liyangan telah menjadi perhatian dunia karena mempunyai peninggalan yang kompleks serta adanya bukti peradaban yang tinggi pada masa Mataram Kuno abad IX.
Ke depan, menurutnya, Desa Purbosari akan dijadikan sebagai desa budaya yang membutuhkan keterlibatan seluruh warga dalam menjaga dan melestarikan peninggalan yang ada.
“Kegiatan budaya ini akan terus disempurnakan pada pelaksanaan tahun-tahun mendatang agar lebih menarik namun tidak meninggalkan sisi religius dan tradisi,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh: