Seorang pria melintas di depan logo Trigana Air di Kantor Pusat Trigana Air Service, Jakarta, Minggu (16/8). Basarnas menyatakan pesawat Trigana rute Sentani-Oksibil hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara sekitar 14.55 WIT. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Tragedi jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua beberapa waktu lalu membuat Panitia Kerja (panja) Keselamatan, Keamanan dan Kualitas (K3) Penerbangan bentukan Komisi V DPR diperpanjang.

Panja ini kemudian meminta Kementerian Perhubungan, BMKG dan stakeholder terkait bangun tower cuaca di daerah perintis, khususnya Papua.

Anggota Komisi V DPR RI Fauzih H Amro mengatakan hal tersebut sebagai rekomendasi, mengingat cuaca ekstrim di daerah perintis tersebut.

“Buat Papua nanti dikhususkan peraturan karena kan distrik. Maka perlu ada regulasi ketat sehingga layak atau tidak layak ketahuan. Kita rekomendasi tower cuaca karena disana cuacanya ekstrim,” ujar Fauzih di DPR, Jakarta, Kamis (20/8).

Sebelumnya, panja K3 sudah melakukan evaluasi sistem, prosedur penerbangan dan bandara-bandara Internasional, pasca jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 sebagai langkah cepat tanggap memperbaiki penerbangan nasional. Namun, bandara-bandara dan sistem operasi penerbangan di daerah terpencil luput dari pantauan panja.

“Daerah-daerah perintis luput dari jangkauan kita. Kita kan kemarin yang komersil AP 1, AP 2 lalu ke bandara klas 1,2,3. Nah kita tidak perhitungkan perintis. Perintis itu sisi safety-nya longgar. Misalnya runway masih batu, masih tanah,”

“Kedua, tidak ada tower pengatur cuaca. Hanya feeling pilot. Nah kita atur lagi itu bagi daerah-daerah untuk mengevaluasi bandara-bandara perintis,” jelasnya

Oleh karena itu, Politisi Hanura ini menekankan Komisi V agar meminta pembangunan tower cuaca di bandara perintis.

“Makanya nanti minimal ada tower di setiap bandara untuk mengetahui situasi cuaca,” katanya

Komisi V akan meminta keterangan Kemenhub, BMKG dan stakeholder terkait serta pihak Trigana Air untuk menjelaskan kejadian yang menimpa pesawat naas tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: