Jakarta, Aktual.com —  Transaksi yang terjadi dalam kegiatan Pasar Rakyat Syariah 2015 yang diikuti sejumlah lembaga keuangan syariah di wilayah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mencapai Rp5,5 miliar.

“Total transaksi selama dua hari acara ini sampai Rp5,5 miliar dengan jumlah 9.955 transaksi. Transaksi terbanyak pembukaan tabungan dan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR),” kata Kepala OJK Kediri Bambang Hermanto di Kediri, Jatim, Senin (26/10).

Ia mengatakan, tingginya transaksi ini menunjukkan minat masyarakat memanfaatkan berbagai jasa keuangan syariah semakin baik. Tingginya transaksi ini juga bukan hanya karena peran OJK, melainkan semua lembaga yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ia mengatakan, kegiatan pasar rakyat syariah memang sengaja dilakukan. Acara selama dua hari, yaitu 24-25 Oktober 2015 ini ditujukan untuk semakin meningkatkan minat masyarakat ekonomi syariah.

Saat ini, produk syariah pun juga semakin beragam. Selain jasa keuangan, juga terdapat asuransi sampai pegadaian syariah. Produk tersebut juga tidak kalah bersaing dengan produk dari jasa keuangan konvensional.

Diharapkan dengan kegiatan ini, pola pemikiran masyarakat untuk memanfaatkan transaksi secara syariah bisa diterapkan sehari-hari.

Bambang juga mengatakan, lembaga keuangan syariah saat ini sudah mulai menunjukkan kemajuan, bahkan lembaga ini juga bisa memberikan fasilitas pembiayaan baik di sektor riil maupun untuk sehari-hari, seperti fasilitas membeli rumah, mobil, investasi emas, maupun deposito syariah.

Walaupun prospeknya sampai saat ini cukup baik, Bambang mengakui masih terdapat kendala. Total asset perbankan syariah sampai saat ini belum bisa menembus asset perbankan nasional.

“Ada batas psikologis, belum bisa menembus 5 persen dari total asset perbankan nasional, dan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kami,” ujarnya.

OJK saat ini sudah melakukan pemetaan untuk perbankan maupun jasa keuangan syariah. Diharapkan, dalam tempo lima tahun ke depan bisa bersaing, berkompetisi secara sehat dengan yang konvensional.

Ia juga mengakui, untuk mewujudkan program tersebut dibutuhkan sinergisitas yang baik antara OJK, lembaga jasa keuangan, maupun BI. Lembaga jasa keuangan pun diharapkan bisa bangkit, supaya tidak tertinggal dengan lembaga jasa keuangan konvensional.

Untuk memajukan lembaga ini, Bambang menegaskan pemerintah sudah memberikan kelonggaran kebijakan jika dibandingkan dengan konvensional misalnya tentang pendirian kantor, maupun permudahan untuk pemberian modal jasa keuangan syariah.

Ia berharap, dengan kebijakan tersebut, nantinya keuangan syariah bisa menjadi lebih maju, dan masyarakat pun tertarik berinvestasi.

Kegiatan pasar rakyat syariah itu diikuti sekitar 14 lembaga jasa keuangan. Selain pameran produk syariah, juga terdapat beragam acara, misalnya, “talkshow”, peragaan busana, pengenalan berbagai produk, sampai atraksi kesenian.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka