Jakarta, Aktual.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini dirasa masih cukup variatif bagi dana-dana jangka panjang seperti Dana Pensiuan (Dapen) atau pun dana asuransi.
Sehingga dengan begitu, investasi di saham dirasa lebih menawarkan imbal hasil yang tinggi dibanding dana tersebut disimpan di produk-produk perbankan, seperti deposito. Pasalnya, tren suku bunga di perbankan sendiri terus mengalami penurunan.
“Jadi tren bunga bank akan terus menurun seiring meningkatnya investasi yang masuk ke dalam negeri,” jelas Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (21/6).
Ditambah lagi, posisi cadangan devisa juga terus meningkat setelah lembaga pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s (S&P) menaikkan peringkat Investment Grade Indonesia.
“Rating naik maka uang akan masuk (investasi) dan mendorong peningkatan cadangan devisa, sehingga bunga bank turun,” kata Tito.
Menurut Tito, lembaga dana pensiun dan perusahaan asuransi itu perlu menggenjot investasinya ke saham, jika mau imbal hasil yang tinggi atau mencapai 10 persen lebih.
“Kalau ngejar 10 persen, ya dapen dan asuransi jangan menaruh ke deposito yang bunganya 5 persen sampai 6 persen. Kalau tetap di bank tak akan kekejar,” ujar Tito.
Dia menambahkan, lembaga dana pensiun saat ini menempatkan investasinya di saham baru sekitar 14 persen sampai 16 persen, sedangkan perusahaan asuransi sudah mencapai 20 persen.
“Jadi kalau mau imbal hasilnya sampai 10 persen, mestinya mereka harus menempatkan investasinya 30 persen ke saham,” jelas dia.
Mengutip Bloomberg, memang IHSG hari ini ditutup menguat. Hal ini pun dianggap cukup menjanjikan. Pada pembukaan tadi pagi IHSG dibuka di level 5.772 dan ditutup menguat di posisi 5.818.
Pewarta : Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs