Jakarta, Aktual.com – Tren pertumbuhan ekonomi yang masih melambat sejak 2015 lalu hingga kini dirasa masih cukup memberatkan bagi perusahaan-perusahaan. Untuk itu, di tahun 2016 ini banyak perusahaan yang tertarik untuk menerbitkan surat utang atau obligasi.

Berdasar data yang masuk ke PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sejauh ini, banyak korporasi yang minta diperingkati surat utangnya agar berada di peringkat yang bagus.

“Ada sekitar Rp44,17 triliun dari 48 perusahaan yang mau dirating surat utangnya,” jelas Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (20/6).

Perusahaan tersebut, kata dia, rata-rata berasal dari sektor perusahaan pembiayaan, perbankan dan properti.

“Dari total penerbitan surat utang itu mayoritas didominasi oleh penerbitan PUB (penerbitan umum berkelanjutan) baru mencapai Rp16,95 triliun,” jelas dia.

Salyadi merinci beberapa jenis obligasi itu. Yaitu, rencana realisasi PUB senilai Rp7 triliun dan penerbitan PUB baru mencapai Rp16,95 triliun. Selebihnya atau senilai Rp20,22 triliun terdiri dari penerbitan obligasi, sukuk dan medium term notes (MTN).

“Pada 2016 ini pasar obligasi mulai bergeliat kembali di semester pertama,” jelas dia.

Berdasarkan data Pefindo, penerbitan obligasi hingga akhir Mei 2016 oleh 22 perusahaan tersebut terdiri dari obligasi senilai Rp27,24 triliun dan MTN sebesar Rp1,96 triliun.

“Penerbitan ini suatu hal yang menggembirakan, karena biasanya peak-nya ada pada Juni. Sehingga, sampai akhir Juni ini meningkat signifikan,” papar Salyadi.

Sementara, kata dia, dari total penerbitan surat utang tersebut, Pefindo memeringkat sebanyak 85 persen atau tetap menjadi market leader di bisnis rating nasional.

“Total penerbitan obligasi ini sepanjang 2015 mencapai Rp67,82 triliun. Potensi di 2016 ini bisa mencapai record tertinggi hingga lebih dari Rp70 triliun,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka