Rudal Oreshnik adalah rudal balistik jarak menengah (IRBM) Rusia berkecepatan Mach 10, atau 12.300 km/jam atau 3,4 km/detik, sehingga tidak dapat ditangkis oleh sistem anti rudal apa pun - foto X.

Washington DC, Aktual.com – Pengerahan dua kapal selam bersenjata nuklir AS ke perairan dekat Rusia atas perintah Presiden AS Donald Trump, menandakan kalau negara adi saya itu sudah siap konfrontasi dengan rusia, dengan segala konsekuensinya.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun langsung merespon dengan mengungkapkan kalau Moskow telah mulai memproduksi massal rudal hipersonik Oreshnik secara besar-besaran. Bahkan sebagian segera ditempatkan di negara Belarusia, tetangga Rusia.

Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan pengerahan dua kapal selam nuklir lebih dekat ke perairan Rusia adalah langkah untuk memastikan keamanan nasional AS.

”Kami harus melakukan itu. Kami harus berhati-hati. Sebuah ancaman telah dilontarkan, dan kami pikir itu tidak pantas,” ujar Trump. ”Jadi saya melakukannya atas dasar keselamatan rakyat kami. Sebuah ancaman telah dilontarkan oleh mantan presiden Rusia, dan kami akan melindungi rakyat kami. Ketika dia (Dmitry medvedev) berbicara tentang senjata nuklir. Kita harus siap. Dan kita benar-benar siap,” papar Trump.

Rusia Tempatkan Rudal Hipersonik Oreshnik di Belarusia

Dalam merespon pengerahan kapal selam bertenaga nuklir itu, dilansir dari Kyivi Independent,  bersama Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko di Pulau Valaam dekat St. Petersburg, Putin mengatakan militer telah memilih lokasi penempatan di Belarus untuk rudal balistik jarak menengah Oreshnik.

”Pekerjaan persiapan sedang berlangsung, dan kemungkinan besar kami akan menyelesaikannya sebelum akhir tahun,” kata Putin dilansir Euro News.

Putin menambahkan bahwa seri pertama Oreshnik dan sistemnya telah diproduksi dan memasuki dinas militer. Rusia pertama kali menggunakan Oreshnik untuk menghantam Ukraina pada November tahun lalu. Saat itu Oreshnik menghantam sebuah pabrik di Dnipro yang memproduksi rudal, ketika Ukraina masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Serangan itu menyebabkan ledakan yang dilaporkan berlangsung hingga tiga jam, meski tidak ada korban jiwa.

Media pemerintah Rusia memuji Oreshnik setelah serangan di Dnipro dan, dalam sebuah peringatan kepada Barat, mengklaim bahwa rudal tersebut hanya akan membutuhkan waktu 11 menit untuk mencapai pangkalan udara di Polandia dan 17 menit untuk mencapai markas NATO di Brussel.

Untuk diketahui, rudal Oreshnik adalah rudal balistik jarak menengah (IRBM) Rusia yang  berkecepatan sekitar Mach 10, atau 12.300 km/jam atau 3,4 km/detik, sehingga tidak dapat ditangkis oleh sistem anti rudal apa pun. Rudal tersebut dilengkapi dengan enam hulu ledak termasuk nuklir, yang masing-masing berisi submunisi. Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh telah mengidentifikasi Oreshnik sebagai varian dari IRBM RS-26 Rubezh .

Putin sendiri memuji kemampuan Oreshnik, dengan mengatakan bahwa beberapa hulu ledaknya yang meluncur ke target dengan kecepatan hingga Mach 10 kebal terhadap intersepsi dan sangat kuat sehingga penggunaan beberapa hulu ledak dalam satu serangan konvensional dapat sama dahsyatnya dengan serangan nuklir.

Putin juga memperingatkan Barat, bahwa Moskow dapat menggunakannya untuk melawan sekutu NATO Ukraina jika mereka mengizinkan Kyiv menggunakan rudal jarak jauh mereka untuk menyerang wilayah Rusia.

(Indra Bonaparte)