Davos, Aktual.com – Untuk mengakhiri perang di Ukraina, Donald Trump yang baru saja dilantik menjadi presiden ke 47 Amerika Serikat berniat ingin segera menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat.
Hal itu disampaikan Trump melalui video saat berbicara di acara World Economic Forum di Davos Swiss. ”Saya benar-benar ingin dapat bertemu dengan Presiden Putin segera untuk mengakhiri perang itu. Dan itu bukan dari sudut pandang ekonomi atau hal lainnya. Itu dari sudut pandang jutaan nyawa terbuang sia-sia. Itu adalah pembantaian. Dan kita benar-benar harus menghentikan perang itu,” kata Trump, Kamis (23/1) waktu setempat.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan keinginannya untuk berdiskusi dengan Arab Saudi dan OPEC agar mereka bekerja sama dalam menurunkan harga minyak dunia. Ia menilai, penurunan harga minyak dapat menghentikan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sedangkan harga minyak yang tinggi saat ini justru berperan dalam memperpanjang konflik tersebut. ”Jika harga minyak turun, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir,” ujar Trump.
Saat berkampanye, berkali-kali Trump mengatakan dirinya siap untuk bertemu dengan Putin sesegera mungkin untuk mengakhiri apa yang disebutnya perang konyol. ”Dari apa yang saya dengar, Putin ingin bertemu saya, dan kami akan segera berangkat. Saya akan segera bertemu. Setiap hari kami tidak bertemu, tentara terbunuh di medan perang,” kata Trump dikutip dari The Guardian.
Namun begitu dilantik menjadi presiden, Trump justru mengancam akan mengenakan berbagai sanksi baru ’tingkat tinggi’ pada Rusia dan menaikkan tarif pada impor dari Rusia jika pihak Moskow tidak mengakhiri perang di Ukraina secepatnya.
”Jika kita tidak membuat kesepakatan, dan dalam waktu dekat, saya tidak memiliki pilihan lain selain menerapkan pajak, tarif, dan sanksi tingkat tinggi terhadap apa pun yang dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat, dan berbagai negara lainnya yang berpartisipasi,” ancam Trump.
Namun ancaman sanksi dari Trump ditanggapi santai oleh pihak Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir kantor berita TASS, Jumat (24/1/2025) mengatakan ancaman Trump tidak ada yang baru, dan selalu saja seperti itu.
”Kami tidak melihat adanya unsur baru di sini. Anda mengetahui bahwa Trump, pada masa jabatan pertamanya, adalah Presiden AS yang terlalu sering menggunakan metode sanksi. Dia menyukai alat-alat semacam itu (tekanan sanksi), setidaknya dia menyukainya selama masa jabatan pertama kepresidenannya,” papar Peskov.
Sedangkan Presiden Putin sendiri sudah mengatakan Rusia terbuka untuk berdialog mengenai penyelesaian konflik Ukraina dengan pemerintahan baru AS di bawah Trump. Namun ditegaskan juga oleh Putin bahwa prioritasnya adalah mengatasi akar penyebab krisis tersebut.
Putin juga menegaskan bahwa Rusia memperhatikan pernyataan Trump dan anggota timnya tentang kesediaan mereka untuk memulihkan kontak dan perlunya melakukan segala hal yang mungkin dilakukan untuk mencegah Perang Dunia III.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain













