Washington, Aktual.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman, membahas keadaan di Yaman, termasuk tentang pemberontakan di Houthi dan kegiatan di Iran. Hal ini diketahui setelah keduabelah pihak melakukan pertemuan.

“Tentang Yaman, Presiden dan Putra Mahkota membahas ancaman pemberontak Houthi di wilayah itu, yang dibantu Pengawal Revolusi Islam Iran,” kata pernyataan Gedung Putih, seperti diberitakan Reuters, Rabu (22/3).

“Para pemimpin itu membahas langkah tambahan untuk mengatasi bencana kemanusiaan dan sepakat bahwa resolusi politik terhadap perang tersebut pada akhirnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Yaman,” demikian pernyataan itu.

Persekutuan pimpinan Saudi melakukan campur tangan di negara tetangganya, Yaman, pada 2015 melawan pemberontak Houthi, sekutu Iran, yang menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui internasional. Perang saudara itu telah menewaskan sekitar 10.000 orang.

Pada Selasa (20/3), Senat AS menolak resolusi yang berusaha mengakhiri dukungan Washington untuk kampanye militer Arab Saudi di Yaman.

Beberapa anggota parlemen pendukung resolusi itu menyebut perang tersebut “bencana kemanusiaan”, yang mereka salahkan kepada Arab Saudi.

Pada pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengajukan banding ke anggota parlemen untuk tidak mengadopsi langkah itu dan membela dukungan militer AS ke Arab Saudi.

Mattis mengatakan bantuan AS, yang meliputi dukungan intelijen terbatas dan pengisian bahan bakar jet koalisi, pada akhirnya bertujuan untuk membawa perang Yaman menuju resolusi yang dirundingkan.

Dia memperingatkan bahwa penarikan bantuan dapat meningkatkan korban sipil dan akan memberi dukungan pada pemberontak Houthi, yang telah menembakkan misil ke Arab Saudi dan menargetkan kapal-kapal di lepas pantai Yaman.

Pada Rabu malam, sekelompok kecil pengunjuk rasa yang menentang kampanye militer Saudi di Yaman berunjuk rasa di sebuah acara di Washington untuk Institut Seni Misk, organisasi yang didirikan oleh yayasan Pangeran Mohammad.

“Berhentilah membunuh anak-anak yang tidak bersalah,” teriak salah seorang pengunjuk rasa ketika dia dikeluarkan oleh penjaga keamanan pada acara di Kennedy Center. Masih belum jelas apakah Pangeran Mohammad menghadiri acara tersebut.

Protes atas peran Arab Saudi di Yaman juga terjadi selama kunjungan Pangeran Mohammad ke London awal bulan ini.

Pangeran Mohammad bertemu hari Rabu dengan para eksekutif perusahaan Boeing, Raytheon, Lockheed Martin dan General Dynamics, demikian Kedutaan Saudi di Washington dalam sebuah pernyataan.

“Pembahasan dipusatkan pada kepentingan bersama kedua negara itu untuk mengembangkan teknologi dan meningkatkan perdagangan serta hubungan usaha,” demikian pernyataan itu.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: