
Jakarta, aktual.com – Trust Indonesia menyebut pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang batal, berdampak negatif pada elektabilitas Ganjar. Trust menyatakan sikap Ganjar yang menolak Israel dan mempengaruhi pembatalan piala dunia tersebut, membuat mayoritas pemilih muda marah dan kecewa pada Gubernur Jawa Tengah itu.
“Indikasi dampak elektoral itu terlihat dari sikap netizen yang merujak Ganjar di sosmed. Mayoritas mereka marah dengan sikap Ganjar yang dianggap menjadi faktor gagalnya Indonesia ikut Piala Dunia U-20,” kata Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli dalam keterangan tertulis kepada aktual.com, Sabtu (1/4) kemarin.
Menurut Fadhli, kemarahan anak-anak muda itu bahkan menjadi pertanda akan terjadinya peralihan suara pemilih muda. Ganjar yang saat ini menjadi figur calon presiden (Capres) yang paling banyak mendapat dukungan pemilih muda, berpotensi kehilangan suara akibat tindakannya yang menyebabkan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20.
Fadhli menjelaskan berdasarkan analisis cross tabulation survei Trust Indonesia, sebanyak 55,4 persen pemilih muda memilih Ganjar Pranowo. Preferensi dukungan tersebut jauh diatas Anies Baswedan yang meraih 45,9 persen dan Prabowo Subianto yang hanya mendapatkan 38,9 persen dukungan.
“Dampaknya kepada Mas Ganjar sangat serius. Boleh jadi akan terjadi swing mood pemilih muda yang sebelumnya banyak memberi dukungan kepada Ganjar,” tegas dia.
Apalagi berdasar gender laki-laki yang lumrah menjadi pecinta sepakbola, sikap Ganjar diprediksi juga akan menyebabkan terjadinya potensi peralihan dukungan. Ganjar Pranowo yang sebelumnya mampu meraih dukungan sebanyak 25,9 persen dari pemilih laki-laki, dipercaya akan mengalami pengikisan dukungan dari mereka yang menginginkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
“Selain pemilih muda, elektabilitas Ganjar juga akan berkurang pada pemilih laki-laki. Meski tidak terlalu signifikan seperti pemilih muda, tetapi peralihan dukungan pemilih laki-laki ini juga akan menjadi ancaman serius bagi elektabilitas Ganjar,” katanya.
Intelektual muda ini pun kembali menegaskan dampak negatif atas elektoral Ganjar Pranowo ini tidak bisa diabaikan. Merujuk hasil survei nasional yang berlangsung pada 28 Januari–6 Februari lalu, tingkat elektabilitas antara Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan bernilai tipis sekali. Ganjar yang memiliki elektabilitas 25,4 persen hanya terpaut sedikit dengan Anies Baswedan yang mempunyai elektabilitas sebesar 24,0 persen.
“Mas Ganjar harus semakin berhati-hati. Potensi peralihan ini menjadi ancaman serius terhadap elektabilitas dirinya yang hanya terpaut tipis dengan Mas Anies. Sebab jika sampai terjadi, ini tentu akan menguntungkan kandidat Capres lain seperti Mas Anies dan Pak Prabowo,” pungkasnya.
(Megel Jekson)