
Jakarta, aktual.com – Trust Indonesia menyatakan wacana duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN sebagai pasangan Capres-Cawapres, bukan hal yang mustahil. Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal berpendapat karakter Golkar sebagai partai yang berpengalaman dan memiliki posisi tawar tinggi, cenderung akan membuat partai ini memajukan pasangan Capres-Cawapres dengan koalisinya sendiri.
“Golkar ini punya karakter bargaining power. Golkar tidak seperti partai-partai lain yang tidak memiliki solusi-solusi dalam permasalahan politik. Karena itu, hingga kini, Golkar selalu punya daya tawar politik yang tinggi,” ujarnya dalam keterangan tertulis Senin (29/5) siang.
Apalagi, bagi Azhari, nama Airlangga juga selalu masuk dalam pilihan responden yang dibuat Trust Indonesia. Dirinya menyebut Airlangga masuk dalam 10 besar nama capres pilihan responden.
“Apalagi Ketua Umum Golkar: Mas Airlangga juga selalu menjadi salah satu pilihan Capres menurut responden. Itu menunjukkan animo dukungan publik kepada mas Airlangga,” jelas dia.
Sebaliknya, menurut Azhari, figur Zulkifli Hasan saat ini menjadi salah satu Menteri di kabinet Jokowi yang memiliki kinerja yang moncer. Faktor tersebut yang akhirnya membuat Zulhas layak menjadi salah satu sosok Cawapres.
“Kenaikan elektabilitas (Zulhas dan PAN) buah dari gebrakannya sebagai Mendag. Karena itu, dengan modal tersebut, tak menutup kemungkinan Bang Zulhas mendampingi Mas Airlangga sebagai Cawapres,” sambungnya.
Secara statistik, ungkap Azhari, duet Airlangga-Zulhas juga hampir memenuhi persyaratan pencalonan. Jumlah persentase suara yang dimiliki keduanya hampir mencapai angka Presidential Threshold. Berangkat dari modal tersebut, Azhari berkeyakinan duet ini cukup realistis untuk jadi poros keempat pilpres.
“Saya melihat duet pasangan Airlangga-Zulhas ini cukup realistis. Trust Indonesia percaya jumlah pasangan Capres lebih dari dua itu jauh lebih baik bagi demokrasi ketimbang hanya terbagi pada dua pasang Capres. Kami konsisten menentang ide dua koalisi besar di Pilpres 2024,” tuturnya.
Azhari pun menegaskan dalam politik akan selalu cenderung muncul pilihan alternatif baru sebagai bentuk keterwakilan kelompok partai politik maupun kelompok non partai politik. Perkara ini biasanya berkaitan erat dengan garansi ketersediaan dukungan sumber daya yang besar.
“Faktor lain yang membuat optimisme duet Airlangga-Zulhas ini adalah soal keterwakilan kelompok parpol maupun non-parpol yang menginginkan atau mendorong hadirnya figur alternatif,” ujar dia.
(Megel Jekson)