Magelang, Aktual.com – Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Try Sutrisno mengatakan bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh rakyat, karena yang mempunyai negara ini adalah rakyat.
“Negara ini didirikan oleh rakyat, dulu rakyat berjuang bersama merebut kemerdekaan. Direbut dan dipertahankan supaya tidak dijajah lagi dan harus diisi dengan pembangunan,” katanya di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (12/8).
Ia menuturkan, membela negara itu tidak hanya waktu merebut saja, tetapi sampai kiamat pun harus dibela, jangan sampai terkendala negara ini oleh unsur-unsur yang negatif.
Menyinggung perekrutan 100 juta kader bela negara yang direncanakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Try Sutrisno yang merupakan salah satu tokoh pendiri SMA Taruna Nusantara itu mengatakan pembentukan kader bela negara itu hanya metode.
“Paling bagus dengan metode, negara kita masih muda dan negara yang muda itu perlu pembinaan bangsa dan pembangunan karakter. Zaman Pak Harto (Presiden Suharto) dinamakan pembinaan manusia seutuhnya. Sekarang era reformasi, jangan dilepas begitu saja,” katanya.
Menurut dia, pada era apapun harus tetap terkendali, harus terbina bangsa ini. Mulai dari TK, SD, hingga perguruan tinggi dengan metode yang berbeda-beda.
Bagi anak TK, katanya bela negara bisa diajari kebersihan, menyapu sekolah, jangan coret-coret di dinding karena sekolah ini milik masyarakat yang juga milik anak-anak. Untuk mahasiswa dulu ada resimen mahasiswa, itu salah satu pelajaran bela negara.
“Jadi di dalam negara itu tentu kita tidak sekadar mau sejahtera saja. Sejahtera kalau tidak dibela nanti dirampok orang negara ini, tentu tidak boleh,” katanya.
Ia menuturkan reformasi masih berjalan, pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa untuk mau evaluasi, refleksi diri, introspeksi diri, yang baik diteruskan, tetapi kalau ada hal yang menyimpang harus segera diluruskan.
Ia mencontohkan amandemen UUD 1945 hingga empat kali, hal ini perlu dikaji ulang karena banyak ditemukan kelemahan.
“Kalau hal ini diteruskan, kita tidak ingin berbangsa, bernegara dengan aturan yang kurang pas, perlu ditata kembali. Dari reformasi, yang baik kita dorong, tetapi kalau ada yang kurang, kita terpanggil semua untuk membetulkan. Tanpa menyalahkan siapa pun mari bersatu padu saling bertukar-menukar pemikiran dengan sumber Pancasila, jangan keluar dari situ,” katanya.
Ia menuturkan memasuki 70 tahun Kemerdekaan RI ini merupakan momentum yang bagus dan harus diisi dengan amal yang baik.
Artikel ini ditulis oleh: