Sebuah sepeda anak tertinggal di lokasi bencana tsunami di kawasan Carita, Banten, Jawa Barat, Senin (24/12/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc

Jakarta, Aktual.com – Dua anggota rombongan wisata karyawan Koperasi RSUD Tarakan Jakarta, yang menjadi korban tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam lalu, masih belum ditemukan.

“Hingga data saat ini masih ada dua orang anggota rombongan yang belum ditemukan, dan ada satu orang yang sedang kami cari berdasarkan informasinya ada di RSUD Pandeglang atau RSUD Serang, itu kami usahakan jemput,” kata Dirut RSUD Tarakan Dian Ekawati di Jakarta, Selasa (25/12).

Dua orang yang belum ditemukan tersebut, lanjutnya, masih dalam proses pencarian oleh tim evakuasi Pemprov DKI Jakarta baik di lokasi kejadian ataupun di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Keseluruhan, kata Dian, ada 83 anggota rombongan karyawan dan keluarganya yang berangkat berwisata ke Pantai Carita.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, saat tsunami menerjang wilayah tersebut, anggota rombongan yang 28 orang di antaranya merupkan karyawan koperasi, sedang berada di Villa Stefani.

“Dari 83 orang anggota rombongan itu, yang sudah dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke RSUD Tarakan sampai kini, tercatat ada 22 orang meninggal dunia dan 28 harus rawat inap sementara 30 orang diperbolehkan pulang,” ujar Dian.

Menurut dia, selain mengevakuasi rombongan wisata RSUD Tarakan, tim juga mengevakuasi masyarakat non rombongan ke RSUD Tarakan sekitar 12 orang di mana lima orang harus dirawat dan sisanya diperbolehkan pulang.

Dia mengatakan kebanyakan korban di RS Tarakan ini mengalami luka sobek dan patah tulang. Menurutnya, luka terparah adalah patah tulang pada bagian kaki.

Untuk korban meninggal, Dian mengatakan sudah 14 jenazah telah dibawa pulang oleh pihak keluarga.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengunjungi RSUD Tarakan, dia mengatakan pemprov DKI Jakarta akan menanggung semua biaya korban tsunami Selat Sunda yang merupakan warga DKI Jakarta, termasuk biaya pemakaman untuk korban meninggal dunia.

Gelombang tinggi tsunami dikabarkan menerjang kawasan pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan, yang diduga akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu (22/12), pukul 21.10 WIB.

Hingga Selasa siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana alam tersebut mengakibatkan sebanyak 429 orang meninggal dunia, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang dan 16.082 orang mengungsi.

Serta menyebabkan kerugian fisik akibat tsunami meliputi 882 unit rumah rusak, 73 unit hotel dan villa rusak, 434 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak serta puluhan kendaraan rusak.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan