Dalam penelitian tersebut, mereka mampu meningkatkan jumlah sel penghasil insulin hingga lima persen dengan menggunakan obat yang memengaruhi proses pensinyalan antarsel. Sejauh ini, hasilnya hanya ditunjukkan dari model hewan.

“Jika kita bisa dapat banyak pengetahuan yang lebih baik tentang mekanisme di balik fleksibilitas sel ini, maka kita mungkin dapat mengendalikan proses dan mengubah lebih banyak identitas sel sehingga lebih banyak insulin dapat diproduksi,” kata Ghila.

Kabar baiknya, menurut para peneliti, penemuan baru ini tidak ditujukan bagi diabetes saja.

“Kemampuan sel untuk mengubah identitas dan fungsi dapat menjadi penemuan yang menentukan dalam mengobati penyakit lain yang disebabkan oleh kematian sel, seperti penyakit alzheimer dan kerusakan sel akibat serangan jantung,” kata Ghila.

Artikel ini ditulis oleh: