“Arus utama pelibatan pastisipasi masyarakat ini yang juga menggeser citra Polri,” tegasnya.

Menurutnya, jika dulu keberadaan Polri terkesan berjarak dengan masyarakat, maka sejak kepemimpinan Tito kesan itu sedikit demi sedikit telah terkikis dengan strategi komunikasi yang diterapkan. Polri, imbuhnya, cukup aktif berbaur dan melibatkan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keamanan.

“Kedekatan Kapolri dengan ulama, datang langsung berdialog dengan semua stakeholders, yang kemudian diikuti oleh polisi di daerah-daerah itu efektif” tuturnya.

Dia menilai, strategi komunikasi yang mengedepankan dialog disertai kinerja lembaga yang cepat tanggap mengatasi aduan masyarakat jadi modal kuat tumbuhnya kepercayaan publik. Tak kalah penting, integritas lembaga juga mesti dijaga dengan menghindari pelbagai praktik korupsi yang dimulai dari unsur pimpinannya.

“Dan kalau melihat sisi personal Kapolri saya kira cukup berintegritas ya. Tinggal diinternalisasi ke instansinya,” pungkasnya.

(Wisnu)