Dikatakan Donny, berdasarkan penelitian sejumlah ritel masih tumbuh seperti Alfamart dan Indomart. Bahkan Indomaret mencatat omzet Rp 47 triliun selama sembilan bulan pertama 2017, lebih besar dari Alfamart.

Namun di sisi lain, Dony meminta agar publik tidak percaya begitu saja dengan menelan mentah-mentah rumor penurunan daya beli. Karena hal ini akan berpengaruh, sehingga ramai-ramah pemilik uang akan menahan dananya.

“Kalau banyak masyarakat menahan uang, justru akan terjadi resesi. Orang dagang jadi susah,” cetusnya.

Hanya saja, Donny yakin pada 2018 tetap akan ada pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Karena memang kenyataannya ada pergerakan ekonomi yang signifikan.

“Apalagi Presiden Jokowi meluncurkan program padat karya di seluruh desa. Sehingga dana-dana ini bisa memompa daya beli yang lebih kuat lagi,” tandasnya.

Menurutnya, Program padat karya merupakan solusi konkrit dari perlambatan daya beli yang saat ini sedang dihadapi oleh kalangan masyarakat.

Pemerintah akan kembali menyalurkan dana desa pada 2018 sebesar Rp 60 triliun yang akan dikucurkan ke sekitar 74 ribu desa. Angka ini terus meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 47 triliun (2016) dan Rp 21 triliun (2015).

“Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengkaitkan penyaluran dana desa 2018 dengan kewajiban penyerapan tenaga kerja setempat,” tutupnya.

(Reporter: Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Eka