Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Kairo, Aktual.com – Dalam majelis pengajian al-Hikam di Masjid Arraudhah Kairo, Mesir Maualana Syekh Yusri Rusydi mengatakan bahwasanya tujuan kita hanyalah Allah SWT. Beliau ingin meninggikan himmah (tujuan) murid-muridnya dengan tidak dipalingkan kepada selain Allah. Allah berfirman:

“ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنتَهَىٰ ”

artinya “ dan sesungguhnya hanya kepada Allah lah tujuan akhir” (QS. An-Najm/53: ayat 42)

Syekh Yusri menambahkan janganlah menjadikan amal ibadah yang kita lakukan bertujuan agar mendapatkan rizki yang lancar, keuntungan yang banyak dalam usaha, atau untuk mendapatkan anak-anak yang salih, bidadari surga atau bahkan berharap untuk mendapatkan karomah. Karena menurut Syekh Yusri itu semua sifatnya duniawi.

Syekh Yusri juga bercerita bahwa Nabi Muhammad SAW ketika ditawarkan kepadanya dunia beserta isinya, dan ditawarkan juga agar gunung uhud menjadi emas tetapi beliau menolak, padahal bisa saja nabi menerima tawaran ini, dengan alasan untuk kelancaran dakwahnya dimana beliau saat itu sangatlah memerlukan, bahkan ketika Nabi Muhammad SAW wafat baju perang beliau masih tergadaikan kepada seorang yahudi.Rasulullah bersabda:

“أَشْبَعُ يَوْمًا فَأَشْكُرُ وَأَجُوْعُ يَوْمًا فَأَصْبِرُ ”

artinya “ ketika saya kenyang hari ini maka saya bersyukur, dan jika di hari lain saya lapar maka saya bersabar “.

Begitulah pandangan nabi kita terhadap dunia, beliau adalah panutan bagi orang kaya sebagaimana panutan bagi orang miskin. Para sahabat menjelasakan sifat kedermawanan nabi seperti angin yang bertiup, dan itu menjadi contoh bagi orang yang dalam keadaan keluasan rizki. Begitu pula nabi pernah mengikatkan tiga batu batu di perutnya untuk menahan lapar, dimana para sahabat hanya mengikatkan satu batu. Beliau adalah “ إِمَامُ الشَّاكِرِيْنَ “, yaitu imamnya orang-orang yang bersyukur sebagaimana beliau juga “إمَامُ الصَابِرِيْنَ ” yaitu imamnya orang-orang yang bersabar. Sambung Syekh Yusri dalam penjelasannya.

Ketika kita melakukan sebuah ketaatan, maka hendaklah kita bertanya kepada diri sendiri apakah karena Allah, ataukah hanya agar Allah memberikan rizki yang banya.

Allah memberikan rizki kepada orang mukmin, sebagaimana meberikannya kepada orang kafir. Nabi bersabda:

“ لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ ”

Artinya “ seandainya saja dunia ini lebih berharga daripada sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberikan minum kepada orang kafir”(HR. Turmudzi).

Syekh Yusri mengingatkan, bahwa segala kebaikan ataupun kesusahan yang menimpa, sesungguhnya merupakan perantara agar kembali kepadaNya. Allah berfirman dalam ayatnya “ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يِرْجِعُوْنَ “, yang artinya “ Dan kami berikan cobaan kepada mereka dengan kebaikan dan kejelekan agar mereka kembali kepada Ku”(QS. Al-A’raf 168).

Beliau juga mangajarkan agar senantiasa berdoa sebagaimana Nabi mengajarkan kepada kita ,

“ الَّلهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ ”

Artinya “ wahai Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini agar selalu taat kepadaMu” (HR. Muslim).

Maka dari itu jadikanlah Allah sebagai tujuan, tidak ada yang lainya. Sebagaimana Nabi bersabda:

“ إنَّ الْقُلُوْبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ ”

Artinya “ sesungguhnya hati seorang hamba itu ada diantara dua jari Allah Dzat yang Maha Pengasih, dimana Allah membolak-balikkan sebagaimana apa yang Allah kehendaki” (HR.Turmudzi).

Laporan: Abdullah AlYusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid