Jakarta, Aktual.com – Jepang memutuskan menghentikan pelatihan pengungsian untuk persiapan kemungkinan serangan peluru kendali Korea Utara, setelah ketegangan di kawasan timur jauh mereda menyusul pertemuan bersejarah pemimpin Amerika Serikat dengan Korea Utara, kata Kantor Berita Kyodo, Kamis.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada pekan lalu di Singapura. Pada saat itu, Kim bertekad “mengupayakan penghapusan penuh nuklir di Semenanjung Korea”, sementara Trump akan menghentikan pelatihan militer bersama negaranya dengan Korea Selatan, yang dinilai “provokatif”.
Jepang menyambut pertemuan puncak itu sebagai langkah awal mewujudkan pelucutan nuklir Korea Utara. Namun, mereka juga mengatakan bahwa pelatihan bersama Amerika Serikat dengan Korea Selatan masih penting untuk menghalau ancaman Pyongyang.
Korea Utara pada tahun lalu meluncurkan dua peluru kendali, yang terbang di atas wilayah udara Jepang. Pyongyang juga menggelar uji nuklir keenam pada tahun itu.
Kepala sekretaris kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengulangi kembali seruan bagi Korea Utara untuk mengambil langkah nyata menuju penghapusan penuh yang bisa dibuktikan terhadap semua senjata pemusnah massal yang mereka miliki.
Namun, Suga juga menyambut janji Korea Utara untuk tidak lagi menggelar uji coba senjata.
“Keadaan saat ini sangat berbeda dari tahun lalu, saat banyak dilakukan peluncuran rudal, dan saat ini kami tidak memperkirakan akan ada rudal yang terbang,” kata Suga dalam jumpa pers, dengan menambahkan bahwa persoalan pelatihan pengungsian serangan peluru kendali tengah dipertimbangkan.
Jepang mengupayakan pertemuan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dengan Kim, kata sejumlah sumber pemerintahan setempat pada pekan lalu. Sejumlah media di Jepang juga melaporkan kemungkinan kunjungan Abe ke Pyongyang, paling cepat pada awal Agustus.
Sementara itu, kepala Komando Amerika Serikat untuk wilayah Indo-Pasifik, Laksamana Philip Davidson, menegaskan bahwa negaranya masih berkomitmen dalam persekutuan untuk melindungi Jepang dan memastikan kelancaran pelucutan nuklir.
Jepang, yang menjadi tuan rumah bagi sekitar 50.000 tentara Amerika Serikat, selama ini bergantung pada Washington terkait masalah pertahanan dan punya hubungan dekat dalam hal militer.
Tokyo sempat menggelar latihan evakuasi pada Januari lalu, sementara kota-kota kecil lainnya juga melakukan hal yang sama saat Korea Utara tengah gencar-gencarnya melakukan uji nuklir dan rudal.
Kantor berita Kyodo melaporkan, sebelum dihentikan, sembilan daerah direncanakan melakukan pelatihan pengungsian itu.
Ant
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta