Jakarta, Aktual.com —  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat delapan poin menjadi Rp13.340 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.348 per dolar AS.

“Menjelang pengumuman tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada Kamis (18/6), mata uang rupiah masih bergerak stabil dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS,” kata Pengamat Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu (17/6).

Menurut dia, sebagian pelaku pasar uang memprediksi Bank Indonesia masih akan mempertahankan level BI rate di 7,5 persen. Dipertahankannya BI rate akan memberikan harapan bahwa inflasi di dalam negeri masih terjaga.

“Sinyal itu menjadi salah satu penopang bagi mata uang rupiah,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, menjelang akan diumumkannya hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Kamis dini hari nanti, pelaku pasar uang memperkirakan the Fed belum akan menaikan suku bunganya menyusul masih bervariasinya data ekonomi Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan rupiah masih dibatasi oleh sentimen dari Eropa menyusul data-data ekonomi disana yang masih melambat dan negosiasi dana talangan utang Yunani yang belum ada penyelesaian.

“Situasi dapat mendorong permintaan terhadap mata uang kategori ‘safe haven’ seperti dolar AS meningkat,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.367 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.333 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka