Jakarta, Aktual.com-Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim meminta agar Tunjangan Profesi Guru (TP) tak dipangkas bila tanpa ada penjelasan secara rinci dari pemerintah.
Ia khawatir, menahan tunjangan profesi guru ini akan berdampak buruk terhadap kondisi pendidikan Indonesia.
Menurut Ramli, ada lima hal yang menjadi dampak dari pemotongan TGP. Pertama, semangat guru untuk memberi pendidikan bagi bangsa akan menurun.
“Ini akan berimplikasi pada Indonesia 20 hingga 30 tahun yang akan datang,” ujar Ramli di Jakarta, Jumat (26/8).
Kedua, lanjutnya, para siswa akan rentan ditinggalkan oleh para guru. Ketiga, Diklat UKG yang sudah dipersiapkan juga akan kacau balau.
“Keempat, jika pembelajaran tidak berjalan maksimal maka kondisi riuh seperti tawuran dimungkinkan terjadi,” katanya.
Kelima, sambungnya, kualitas input pengajar akan kembali kacau karena guru akan menjadi profesi yang tak diminati orang.
Untuk itu, Ramli meminta agar Kementerian Keuangan mengkaji ulang atas kebijakan pemorongan TPG tersebut.
“Jika terjadi kesulitan uang negara, ada baiknya gaji pejabat yang dikurangi, anggota DPR dan DPRD dikurangi dan mobil-mobil dinas pejabat yang mewah itu dijual saja agar tak boros BBM,” tegasnya.
Sebelumnya, di hadapan Komis XI DPR RI, Menkeu Sri Mulyani berencana memangkas Rp. 23,3 Triliun anggaran Tunjangan Profesi Guru.
Artikel ini ditulis oleh: