Balangan, Aktual.com – Tupai raksasa yang biasa disebut oleh warga Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, sebagai tangkarawak, kini sudah mulai jarang terlihat di wilayah tersebut.
“Kami tidak tahu mengapa tupai yang panjangnya bisa mencapai satu meter itu menghilang, di hutan wilayah ini,” kata Adie, seorang anggota pecinta lingkungan, Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Selasa (20/2).
Menurut Adie, dulunya tupai yang bewarna kulit kuning kecoklatan tersebut sering terlihat berlompatan di dahan-dahan pohon, dan mengeluarkan bunyi atau suara yang khas.
Tetapi sejak sepuluh tahun terakhir ini tupai yang rakus menyantap buah-buahan ini, jarang terlihat, bahkan sulit sekali kalau ingin menyaksikan keberadaan satwa endemik Kalimantan tersebut.
“Mungkin lantaran dianggap hama, karena suka menyerang tanaman kebun buah masyarakat, maka tupai itu banyak yang diburu sehingga populasinya menjadi turun drastis,” katanya.
Padahal kebedaraan satwa tersebut memperkaya keanekaragaman hayati setempat, dan bisa dipromosikan sebagai kawasan wisata yang menarik, karena binatang itu selain unik dan langka dan sangat eksotis bila dipublikasikan kepada wisatawan.
Oleh karena itu, kata Adie yang dikenal sebagai anggota pecinta lingkungan Forum Komunitas Hija (FKH) tersebut, pihaknya berusaha mencari lokasi hutan yang masih ada satwa tersebut.
Salah satu lokasi yaitu hutan Watangan, Desa Panggung, itupun jika ingin menyaksikannya harus berjalan pelan-pelan dan mengedap-endap, sebab bila tahu ada kedatangan orang maka satwa itupun akan lari kencang menjauh.
Tetapi jika ingin melihat secara dekat, menurut Adie, ada salah satu warga yang memelihara binatang tersebut yaitu di Desa Wangkili, Kecamatan Awayan.
Warga tersebut menurut ceritanya secara tak sengaja menemukan anak tangkarawak yang jatuh dari pohon dan ditinggalkan induknya, karena merasa kasihan lalu dipelihara dan sekarang sudah mulai besar atau setengah dewasa dan ditempatkan dalam satu kurungan besar di depan rumah.
Menurut cerita lagi, binatang yang menjadi peliharaan tersebut pernah lepas tetapi tak mau menjauh dan masuk lagi ke dalam sangkar, karena tak terbiasa mencari makan sendiri di hutan.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: