Jakarta, Aktual.com — Jasad pilot yang tewas saat Turki menembak jatuh jet Rusia, dibawa ke Turki pada Sabtu (28/11) malam untuk kemudian diserahkan ke Rusia, ujar Perdana Menteri Ahmet Davutoglu.
Jasad pilot tersebut diperlakukan sesuai tradisi Orthodoks, kata Davutoglu dalam konferensi pers di Ankara, Minggu (29/11), sebelum ia berangkat ke Brussels untuk menghadiri pertemuan tentang migrasi dengan para pemimpin Uni Eropa.
Ia tidak menjelaskan bagaimana jasad pilot itu dibawa ke Hatay, sebelah selatan Turki, namun mengatakan bahwa atase militer Rusia akan berada di tempat tersebut pada Minggu (29/11) sesuai prosedur pengambilan jenazah.
Hubungan Turki dan Rusia memburuk usai insiden yang terjadi Selasa lalu, ditunjukkan dengan sikap Rusia memberlakukan sanksi ekonomi dan mencabut perjanjian bebas visa dengan Turki. Sementara itu, Turki mencoba meredakan ketegangan dan melihat konferensi iklim di Paris yang akan berlangsung pekan ini, sebagai kesempatan memperbaiki hubungan.
Davutoglu mengatakan, adanya koalisi berbeda yang beroperasi di Suriah dengan tujuan yang juga berbeda membuat insiden seperti jatuhnya jet Rusia dapat terjadi kecuali ada koordinasi dan pemberian informasi sebelumnya.
Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Turki, seperti halnya Rusia, melakukan serangan udara terhadap kelompok Negara Islam (IS).
Rusia dan Turki saling menyalahkan satu sama lain karena membantu IS, namun keduanya mengaku memerangi para milisi yang menduduki tanah Irak dan Suriah.
Dukungan Rusia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad membuat Barat menuduhnya melakukan serangan bom untuk membantu al-Assad, bukan untuk menargetkan IS.
Sebaliknya, Turki ingin Assad jatuh dan telah mendukung pemberontakan melawan dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan