Jakarta, Aktual.com — Bocornya dokumen Panama Paper yang berisi tentang kejahatan para penghindar pajak dan pencucian uang membuat goncang dunia. Tak terkecuali bagi Indonesia.

Namun beda halnya dengan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), bagi kepala BKPM, Franky Sibarani menegaskan bahwa dirinya tidak akan mendiskriminasi para Penanam Modal Asing (PMA) termasuk asal negara yang memberlakukan tax heaven (negara yang melindungi para pengemplang pajak).

Dia berpendapat, tugasnya memaksimalkan dan menjaring sebanyak mungkin bagi siapapun yang ingin berinvestasi di tanah air.

“Intinya mau dari negara-negara seperti negara tax heaven semuanya masih berjalan sesuai rencana dan tidak ada dampaknya untuk investasi di Indonesia,” ujar Franky di Jakarta, Senin (11/4).

Dia menambakan akan lebih gencar mempromosikan Indonesia sebagai tempat yang paling aman dan nyaman untuk mengembangkan usaha. Hal ini penting dilakukan guna pencipta lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran dan menumbuhkan perekonomian nasional.

“Semakin banyaknya investasi yang masuk, penerimaan pajak negara akan bertumbuh. Karena BKPM itu mengundang banyak investor,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Panama Papers adalah sebutan terkait bocornya data ribuan klien perusahaan pengelola investasi asal Panama, Mossack Fonseca.

Jutaan dokumen itu memuat mengenai individu dan entitas bisnis yang memanfaatkan perusahaan offshore untuk menghindari pajak dan melakukan pencucian uang.

Terdapat banyak nama dari Indonesia yang masuk di Panama Paper. Rata-rata berlatar belakang pengusaha dan politisi, namun dari pemerintah saat ini, nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno tertera dalam dokumen itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan