Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan kenang-kenangan berupa karangan bunga kepada bintang tamu pertunjukan ketoprak dengan lakon “Bangun Majapahit” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Kamis (26/11) malam.
Karangan bunga diberikan pada saat semua pemain tampil ke pentas untuk memberikan penghormatan kepada penonton menandai berakhirnya pertunjukan.
Pembawa acara, Dedi Gumelar alias Miing, mengucapkan terima kasih kepada penonton yang hadir.
Mereka antara lain, Megawati, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Try Sutrisno.
Hadir juga, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat.
Pembawa acara juga mempersilakan Megawati untuk naik panggung guna memberikan karangan bunga didampingi putrinya, Puan Maharani.
Bintang tamu yang mendapat karangan bunga antara lain, Titiek Puspa, Butet Kertarajasa, Kies Slamet, dan Bambang Pamungkas.
Karangan bunga juga diberikan kepada ketua panitia Tuti Roosdiono dan sutradara Teguh Ampiranto alias Kenthus.
Pentas ketoprak berlangsung sekitar dua jam yang dimulai sekitar pukul 20.30 WIB.
Pentas ketoptrak “Bangun Majapahit” bercerita tentang pergantian tampuk kepemimpinan sejak Kerajaan Singosari, Kerajaan Dhaha, hingga Kerajaan Majapahit.
Dalam pergantian kepemimpinan tersebut diwarnai dengan intrik, peperangan, dan pembunuhan.
“Namun, dalam perjalanan sejarah, terbukti kebenaran yang tampil sebagai pemenang,” kata Miing.
Pentas ketoprak dibuka dengan adegan Raja Singosari Raden Kertanegara yang melihat petunjuk buruk pada awan yang berarak di langit.
Dia pun segera mendapat kabar Singosari diserang oleh pasukannya yang dipimpin keponakannya sendiri, Jaya Katwang.
Setelah menang pertempuran, Jaya Katwang melebur Kerajaan Singosari dengan Kerajaan Dhaha di Kediri yang dipimpinnya.
Putra Raden Kertanegara, Gayatri serta suaminya Raden Wijaya, Tribuana Tungga Dewa, dan sejumlah pemuda lain meminta bantuan Adipati Sumenep Wiraraja.
Ahli strategi itu kemudian mengajak Raden Wijaya dan rombongan ke Kerajaan Dhaha untuk membangun kekuatan dari dalam hingga kemudian membangun Kerajaan Majapahit.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan