Jakarta, Aktual.co —Typo atau kesalahan dalam mengetik dan menulis judul berita merupakan bagian lumrah dari manusia. Namun demikian, bagi calon Doktor di Harvard Business School, Andrew Brodsky, kesalahan kecil tak disengaja tersebut justru bisa mengungkapkan sifat seseorang lebih dari yang kita duga.
Menurut Brodsky, typo bukan sekadar kesalahan memalukan yang memang kadang terjadi. Tapi, typo juga merupakan jendela untuk melihat emosi Anda.
Ketika Anda berbicara sambil berhadapan dengan seseorang, ada banyak petunjuk tak disengaja yang muncul ketika merasakan sesuatu dari pembicaraan tersebut.
“Ketika itu sangat sulit menyembunyikan perasaan lewat wajah,” katanya.
“Kita langsung menunjukkannya. Kita meringis, kita mengerutkan kening, kita berpaling.”
Namun, emosi semacam itu tidak terjadi pada Email atau judul berita. Secara emosional, itu jarang terjadi.
“Masalahnya, sesuatu tidak mudah terselip melalui Email atau judul berita karena kita bisa membaca ulang sebelum mengirimnya,” demikian dilansir Aktual.co dari laman HuffingtonPost, Selasa (2/6)
Email atau judul berita memberikan kekuasaan penuh bagi penggunanya tentang presentasi emosi yang ditampilkan. Sejauh ini, sebagian besar penelitian dalam komunikasi Email atau judul berita lebih fokus pada petunjuk disengaja – kapitalisasi, penggunaan kata, dan emosi.
Namun, Brodsky menyatakan, bahwa Email dengan typo berisi petunjuk emosional yang tidak disengaja.
Tapi, apakah mungkin bahwa kesalahan ketik yang dikirim kepada bos, rekan, mitra, orang terdekat, dan pembaca bisa menunjukkan emosi yang tidak disengaja? Jawabnya “Ya”.
Ketika Brodsky menyuruh subjek percobaan untuk membaca email marah dari pengirim fiktif, mereka terlihat bertambah marah ketika menemukan kesalahan ketik.
Sebaliknya, ketika ia melakukan hal yang sama dengan email gembira, hasilnya sama: Kesalahan ketik yang dibuat pengirim dianggap sebagai yang menyenangkan.
Brodsky menyamakan typo seperti “tinju di udara”. “Typo merupakan amplifier emosi. Dalam situasi di mana seseorang merasa bangga, jika mereka mengepalkan ‘tinju mereka di udara’, akan membuat mereka tampak lebih bangga,” katanya.
“Jika mereka marah, maka akan membuat mereka tampak lebih marah.”
Artikel ini ditulis oleh: