Addis Ababa, Aktual.com – Uni Afrika (UA) pada Sabtu (21/9) menyerukan upaya kontinental bersama untuk mengatasi ancaman perdamaian dan keamanan yang terus meningkat di seluruh Afrika terutama yang berasal dari momok terorisme dan konflik bersenjata.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu oleh Bankole Adeoye, komisaris UA untuk Urusan Politik, Perdamaian, dan Keamanan, bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional, yang diperingati setiap tanggal 21 September.
Komisioner UA tersebut mengatakan Hari Perdamaian Internasional edisi tahun ini, yang dirayakan dengan tema “Menumbuhkan Budaya Perdamaian” (Cultivating a Culture of Peace), diperingati di tengah meningkatnya ancaman terorisme, pemberontakan, dan konflik bersenjata di berbagai belahan Benua Afrika.
Adeoye mengatakan bahwa dalam beberapa contoh bahaya perdamaian dan keamanan di benua tersebut, “konsep perlindungan terhadap warga sipil sedang runtuh dan genosida menjadi nyata atau mengkhawatirkan, didorong oleh ketidakadilan, intoleransi, eksklusi, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan tantangan perubahan iklim.”
Adeoye memperingatkan bahwa fenomena yang mengkhawatirkan ini merupakan “ancaman besar bagi Afrika dan, tentu saja, bagi stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran global.” Dia juga menekankan perlunya mempercepat upaya respons lintas sektoral, inklusif, dan berbasis komunitas yang bertujuan untuk mengatasi situasi konflik dan pascakonflik di seluruh benua itu, terutama berbagai tantangan keamanan yang di antaranya berada di kawasan Tanduk Afrika, Cekungan Danau Chad, Sahel, dan Danau-Danau Besar (African Great Lakes).
Seraya mengungkapkan bahwa organisasi kontinental yang beranggotakan 55 negara ini memprioritaskan pencegahan konflik dengan memperkuat mekanisme peringatan dini, diplomasi preventif, penciptaan perdamaian yang inklusif, dan misi perdamaian, Adeoye menyerukan warga Afrika dari semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan upaya dalam mencapai perdamaian melalui pembangunan yang berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan perlindungan hak asasi manusia.
“Kami mendesak semua warga Afrika, khususnya perempuan dan kaum muda, untuk aktif terlibat dalam pembuatan kebijakan dan inisiatif pembangunan perdamaian. Bersama-sama, mari kita bangun nilai-nilai Ubuntu Afrika (filosofi tradisional Afrika tentang “Saya ada karena kita ada”), solidaritas, dialog, dan kerja sama, serta membangun perdamaian secara konkret,” ujar Adeoye.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan