Bahkan organisasi multilateral sekelas PBB saja disebut Badrus tidak akan berbuat banyak terkait polemik Yerusalem. Satu-satunya potensi dukungan yang berpengaruh hanyalah dari Uni Eropa.
“Saya kira uni Eropa menjadi satu-satunya organisasi yang bisa mengimbangi Amerika. Sejak Trump terpilih, Jerman dan Prancis sudah menyatakan kepemimpinan Amerika diragukan oleh dunia internasional,” jelas dosen Fisip UIN Jakarta ini.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa polemik Yerusalem seharusnya membuka ruang bagi Indonesia untuk tampil sebagai penengah dan negara muslim berpengaruh di dunia internasional.
Indonesia dinilainya berpeluang menjadi penengah lantaran merupakan negara muslim terbesar di dunia, sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar. Selain itu, Indonesia pun disebutnya dapat mempengaruhi negara-negara non muslim di dunia internasional untuk mendukung Palestina.
“kita tidak hanya membawa agama (Islam) di tingkat internasional. Tapi kita membawa keberagaman agama dan kita juga membawa misi kemanusiaan karena kemerdekaan adalah hak dari segala bangsa,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan