Jakarta, Aktual.co —Pengamat politik anggaran, Ucok Sky Khadafi menilai ada keganjilan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 yang sudah diketok Selasa (27/1).  Dia menganggap APBD belum begitu matang dibahas DPRD dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Walaupun ada pembahasan, Uchok menilai prosesnya hanya mirip laporan dari dinas atau SKPD kepada DPRD saja. Padahal masih banyak anggaran di APBD yang perlu dibongkar karena diduga ada korupsi. Salah satu yang menurutnya perlu disoroti adalah terkait jumlah sisa anggaran. 
Di 2014, APBD DKI sebesar Rp72,9 baru terealisasi 40 persen saja. “Tapi di APBD 2015 yang baru disahkan, sisa anggaran (2014) hanya sebesar Rp8,9 triliun,” kata dia saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (27/1).
Padahal kalau berdasar perhitungan kasar, jika penyerapan hanya 40 persen dari Rp72,9 triliun, berarti silpa-nya adalah sekitar Rp28 triliun. Dan bukan Rp8,9 triliun. 
Raibnya sejumlah besar silpa inilah yang dianggap Uchok merupakan suatu keganjilan dan harus dibongkar DPRD. 
“Kalau tetap Rp8,9 triliun, DPRD dan pemerintahan Ahok, tetap harus menjelaskan kemana disimpan sisa dari anggaran silpa sebesar Rp19,1 triliun yang diperkirakan tidak tercatat dalam APBD 2015 yang baru disahkan ini. Kalau tidak dijelaskan, ini namanya bagi-bagi jatah anggaran antara pemerintahan ahok dengan DPRD,” paparnya.
Uchok sekaligus menyesalkan, mengapa DPRD tidak membongkar sisa anggaran sebesar Rp19,1 triliun.
“Harusnya DPRD itu teliti dalam hitung menghitung sisa anggaran APBD 2014 ini. Bukan hanya menerima begitu saja keganjilan Silpa sebesar Rp8,9 triliun,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh: