Jakarta, Aktual.com — Masih mahalnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) di tengah harga minyak dunia yang terus anjlok menimbulkan banyak persepsi dari berbagai kalangan.
Pemerintah sendiri menyatakan, jika penetapan harga BBM akan kembali diputuskan pada akhir maret berlaku efektif pada April mendatang sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan pada awal 2015 tahun lalu.
Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Edi Rizal Halim mengungkapkan, semestinya di saat harga minyak dunia mengalami kondisi yang anjlok, pemerintah memanfaatkan peluang tersebut dengan tentunya berujung pada keberpihakan kepada masyarakat, khususnya pengguna BBM dengan segera melakukan penyesuain harga secepatnya.
“‘Memang negara kita tidak menganut sistem pasar murni, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana situasi ini bisa dimanfaatkan untuk keberpihakan kepada masyarakat. Jangan hanya pas harga minyak naik bbm dinaikkan,” papar Rizal kepada Aktual.com, Senin (22/2).
Kalapun pemerintah dengan berbagai alasannya tidak serta merta ingin melakukan penyesuaian harga BBM, semestinya selisih harga atau keuntungan yang didapatkan pada saat harga BBM mahal dialokasikan untuk kepentingan masyarakat.
“BBM tidak diturunkan harganya, sekarang selisih harga keekonomisan berapa? Alokasikan dong ke masyarakat juga. Itu baru adil mengikuti prinsip distributive justice,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan