Jakarta, Aktual.com – Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM)  sekolah-sekolah di  DKI Jakarta tetap berlangsung seraya menunggu perkembangan pandemi COVID-19.

Sesuai arahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) uji coba ini sebagai langkah lanjut pelaksanaan pembelajaran tatap muka  pada Juli 2021.

“Kami kan sedang uji coba tatap muka. Untuk PTM pada bulan Juli, kita akan lihat perkembangan kondisinya sampai bulan Juli ya, ini masih ada waktu,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Rabu (16/6).

Riza memastikan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Ibu Kota tetap berjalan meski saat ini sedang terjadi lonjakan COVID-19, dan Pemprov DKI akan melakukan evaluasi.

“Sementara kami terus lakukan uji coba dan kita akan evaluasi terus,” kata Riza.

Riza mengungkapkan alasan uji coba PTM perlu dilanjutkan adalah melihat kemungkinan PTM digelar pada Juli mendatang seperti arahan kementerian.

“Rencana tatap muka masih dalam uji coba. Kita masih tunggu upaya tatap muka. Jadi teman-teman akan lihat apakah dimungkinkan tatap muka untuk sekolah,” ujarnya.

Politikus Gerindra itu mengatakan pihaknya memantau perkembangan kasus COVID-19 di Jakarta sebelum akhirnya memutuskan akan menggelar PTM atau sebaliknya.

“Tentu kita menginginkan anak-anak segera kembali ke sekolah mendapatkan pelajaran-pengajaran yang baik seperti sebelumnya secara normal. Tapi, apa pun itu, kesehatan tentu yang paling utama. Jadi pilihannya pendidikan dan kesehatan tentu dua-duanya harus kita capai, tapi mana yang harus diutamakan,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 1.067 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 20.311 (orang yang masih dirawat/ isolasi).

Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 454.671 kasus.

Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 426.695 dengan tingkat kesembuhan 93,8 persen, dan total 7.665 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.

Untuk “positivity rate” atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 18,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,9 persen.

Jumlah ini masih jauh di bawah standar persentase kasus positif oleh WHO yang meminta “positivity rate” tidak lebih dari lima persen untuk satu kawasan. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin