Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono menyebut di era Joko Widodo-Jusuf Kalla yang katanya akan mengembangkan properti murah untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah diyakini akan mengalami banyak hambatan.

Apalagi akan ada kenaikan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan banyaknya ulah para mafia pengembang di pasar modal yang membuat harga properti menjadi melangit.

“Selama ini, sektor properti untuk hunian, terutama di Jakarta telah dijadikan semacam produk di pasar modal dengan cara melakukan bubble harga hunian property oleh para mafia pengembang. Hal ini yang membuat tingginya nilai harga property di Ibukota dan sekitar Jakarta,” cetus Arief, di Jakarta, Jumat (17/2).

Menurutnya, suku bunga kredit properti masih belum berpihak ke kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Di mana saat ini, suku bunga kredit properti masih tinggi di atas 12 persen dibandingkan negara-negara ASEAN lain.

“Sementara tingkat kenaikan pendapatan masyarakat malah makin menurun, bahkan akan habis inflansi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang makin jeblok selama pemerintahan Jokowi-JK ini,” papar dia.

Ditambahkan, jika kalangan masyarakat berpenghasilan rendah itu tidak mampu membeli hunian di sekitar Ibukota akibat pendapatannya yang hanya naik 10 persen per tahun sementara kenaikan harga tanah hingga 15 – 20 persen ini membuktikan kegagalan pemerintah.

“Karena naiknya harga properti (hunian) itu akibat permainan mafia pengembang. Jadi, ini lah bukti kalau pemerintah Jokowi sudah gagal menciptakan kenaikan masyarakat kelas menengah di Ibukota,” cetus Arief.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: