Jakarta, Aktual.com – Ulama muda yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy menyerukan seluruh umat Islam mempebanyak doa dan dzikir menghadapi rencana unjuk rasa aksi bela islam II pada 4 Nopember 2016.
“Secara pribadi saya sepakat memperbanyak doa karena kekuatan doa inilah yang akan membentengi umat Islam,” katanya mengisi kajian kitab yang diselenggarakan oleh Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS), di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (2/11) malam.
Bahkan di forum kajian kitab itu, Kiai Azaim menyerukan agar para santri dan umat Islam lainnya membaca Al Quran Surat Al Mulk, Surat Yasin, dan An Nur, pada malam tanggal 4 Nopember atau pada pagi hari sebelum shalat Jumat.
“Semuanya diniatkan agar Indonesia dan Umat Islam dilindungi oleh Allah sehingga Indonesia tetap jaya, aman dan tertib,” kata alumni pendidikan agama di Mekkah ini.
Cucu ulama kharismatik, almarhum KHR As’ad Syamsul Arifin ini juga berharap agar umat Islam tidak saling menyalahkan, baik yang ikut turun ke jalan dalam unjuk rasa atau umat yang memilih jalan lain dengan tidak turut turun ke jalan.
“Semuanya sama-sama berperan dalam membela agamanya. Yang terpenting adalah kita satu pikiran dan satu rasa, ada kecemburuan pada agama kita. Kalangan pesantren, kiai, atau santri, mereka terbatas untuk beraktivitas,” katanya.
Kiai Azaim mengemukakan ketika umat Islam merasakan ada bahasa penistaan terhadap agama atau simbol agama, semisal Alquran atau sebagian dari Alquran atau kepada ulama, maka umat Islam tidak bisa menutup mata.
“Siapa yang memuliakan atau membela syiar Islam itu pertanda sebagai kebaikan takwanya. Sebaliknya ketika agama dinista kita tidak memiliki sikap, dikhawatirkan atau dipertanyakan kesempurnaan iman kita,” katanya.
Persoalannya saat ini, katanya, terletak pada perbedaan dalam menyikapi penistaan tersebut. Ada kalangan umat yang aktif komunikasi dengan pihak berwajib untuk menjaga keamanan dan hal itu juga baik.
“Ada yang memiliki ghirah (semangat) tinggi, turun ke jalan. Yang ini kami sarankan perlu dikawal dengan baik, dikontrol jangan sampai ada provokator. Insya Allah niat mereka mulia,” katanya.
Kiai Azaim mengingatkan kalau aksi itu tidak terkontrol dengan baik atau misalnya terjadi kekacauan, maka citra Islam sebagai “rahmatan lil ‘aalamiin” atau rahmat bagi seluruh alam akan tercederai maknanya oleh oknum.
“Entah oknum dari Umat Islam sendiri atau pihak lain yang membuat gaduh dalam tubuh Islam,” katanya.
Indonesia, katanya, perlu banyak bercermin pada sejumlah negara di Timur Tengah yang kini kacau sehingga perlu betul menjaga stabilitas keamanan di negara yang mayoritas rakyatnya beragama Islam ini.
“Kita bercermin pada Timur Tengah bagaimana mudah tersulut emosi masyarakatnya. Karena hal semacam ini ada pintu masuk, ada celah besar bagi provokator untuk masuk yang ingin menghancurkan kedaulatan bangsa ini. Karena itu kita doakan agar Indonesia tetap jaya, aman dan tertib. yang unjuk rasa membela agama tetap berlaku santun dan ramah dengan menjaga semangat Islam sebagai ‘rahmatan lil ‘aalamiin’,” katanya.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby