Jakarta, Aktual.com — Media Turki, Today Zaman melaporkan, bahwa serangan teror di pusat turis Sultanahmet sejauh ini sudah menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya. Dua korban terluka terbilang cukup parah.
Mayoritas korban merupakan wisatawan mancanegara yang sedang berada di kawasan tersebut. Laporan tidak resmi menyatakan, 6 warga Jerman, seorang warga Norwegia, dan seorang warga Peru yakni sekian dari yang mengalami luka-luka.
Kepolisian setempat telah menutup kawasan Masjid Biru yang terkenal di dunia. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan serpihan tubuh korban bergelimangan di sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, umat Islam Indonesia dan Pemerintah RI melalui Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ledakan di kota Istanbul, Turki, Selasa (12/1) waktu setempat.
“Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyampaikan duka cita dan belasungkawa kepada keluarga korban ledakan di area Sultanahmet di Kompleks Hagia Sophia, Istanbul, Turki, Selasa pukul 10.20 waktu setempat,” terang Kemenlu, melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Aktual.com, pada Rabu (13/1) pagi.
Hingga berita ini diturunkan, Kemenlu menyebutkan, bahwa ledakan itu telah menyebabkan 11 korban jiwa dan 15 orang mengalami luka cukup serius. Konsulat Kenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul melaporkan, saat ini belum mendapatkan laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban insiden tersebut.
Kemenlu mengungkapkan, bahwa KJRI akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki. WNI yang berada di Turki juga diimbau untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang bisa menjadi target pengeboman.
“WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi,” tegas Kemenlu.
Sekarang ini, terdapat sekitar 708 orang WNI berdomisili di Istanbul, sebagian besar yakni Mahasiswa atau WNI yang sudah memiliki pekerjaan tetap di Turki.
Pemerintah Turki menerangkan, mayoritas korban yakni warga negara Jerman. (Sumber: Media Turki Today Zaman, Kemenlu)
Artikel ini ditulis oleh: