Jakarta, Aktual.co — Pemerintah didesak untuk membuktikan tudingan mafia migas terhadap anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina Trading Energy Limited (Petral) yang saat ini sudah dilikuidasi. Pasalnya, tuduhan mafia Petral ini langsung keluar dari mulut Menteri ESDM Sudirman dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri.
“Belakangan ini isu mafia migas kembali menguat. Petral anak perusahaan Pertamina kembali menjadi sasaran tembak. Tidak main main, lebih dahsyat lagi tuduhan sebagai otak mafia secara tidak langsung diarahkan kepada Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Luar biasa!,” ujar pengamat ekonomi politik AEPI (Asoasi Ekonomi Politik Indonesia) Salamuddin Daeng di Jakarta, Jumat (22/5).
Menurutnya, akibat tuduhan yang sudah dikeluarkan oleh pejabat resmi pemerintahan Jokowi. Dengan demikian ada dua hal yang harus dibuktikan. Pertama, tuduhan Petral memang merupakan sarang mafia migas. Kedua, tuduhan SBY adalah otak yang melindungi mafia migas.
“Jika kedua hal tersebut tidak dapat dibuktikan maka kredibilitas pemerintahan Jokowi dipertaruhkan,” ucapnya.
Ia menuturkan, lembaga penegak hukum yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian dan kejaksanaan tidak boleh tinggal diam. Seluruh lembaga penegak hukum harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa memang Petral merupakan kandang mafia migas dan harus segera memeriksa SBY sebagai tertuduh komandan dari mafia migas tersebut.
“Jika lembaga hukum di bawah pemerintahan Jokowi ini gagal maka pemerintahan ini hanya akan dianggap masyarakat sebagai tukang memperkeruh suasana dan doyan menciptakan kekacauan politik,” ungkapnya.
“Membuktikan secara hukum bahwa Pertral sarang mafia dan SBY adalah otaknya merupakan pertaruhan besar pemerintahan Jokowi. Keberhasilan membongkar mafia migas ini akan mengubah pandangan publik bahwa selama ini pemerintahan Jokowi hanya omong kosong,” imbuh Salamudin.
Dengan begitu, lanjutnya, publik tidak akan lagi menganggap bahwa pemerintahan Jokowi senang memancing di air keruh, dan didalam keruhnya air tersebut justru mafia baru disekitar penguasa bermunculan menggarong minyak.
“Membuktikan bahwa Petral adalah sarang mafia dan SBY adalah otaknya merupakan tanggung jawab hukum pemerintaha Jokowi. karena jika tidak dapat dibuktikan, maka Sudirman Said dan Faisal Basri yang harus diperiksa aparat hukum, karena keduanya telah membubarkan anak perusahaan Pertamina, Petral. Setiap hari mengobok-obok Pertamina dan menjadikan issue ini sabagai taktik untuk mengganti importir dari mafia lama ke mafia baru, yang diduga memiliki kedekatan dengan penguasa,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh: