Yogyakarta, Aktual.com — Dirjen Bea dan Cukai mengundang sebanyak 20 negara yang tergabung dalam “Regional Intelligence Liaison Office” atau RILO untuk melakukan pertukaran informasi serta data intelijen global lintas negara di Yogyakarta 15 hingga 17 September 2015.

“RILO berdiir sejak 1987, jaringan RILO terdiri dari Administrasi Pabean di seluruh dunia yang berada di bawah koordinasi kepabeanan dunia atau ‘World Custom Organization” (WCO),” kata Direktur Kepabeanan Internasional, Dirjen Bea dan Cukai Indonesia Robert Leonard Marbun di Yogyakarta, Selasa (15/9).

Menurut dia, dalam pertemuan tersebut Indonesia bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaraan RILO ke-27 mengajak sebanyak 20 negara yang hadir untuk meningkatkan efektivitas pertukaran informasi dan intelijen global di bidang kepabeanan untuk melawan kejahatan lintas negara.

“Berbagai permasalahan akan disinggung dalam pertemuan ini, seperti masalah narkotika, perdagangan manusia, pencucian uang, terorisme penyelundupan barang antarnegara,” katanya.

Ia mengatakan, selain hal tersebut juga akan dibahas upaya bagaimana mengenali modus operasi kejahatan dan pencegahan termasuk penegakan hukumnya.

“Mengingat posisi Indonesia yang merupakan lokasi strategis untuk jalur lalu lintas barang internasional, suatu keharusan bagi Indonesia untuk meningkatkan upaya pengawasan dan intelijen,” katanya.

Robert mengatakan, saat ini jaringan RILO mencakup enam wilayah WCO dari kawasan Asia hingga Pasifik yang terdiri dari 11 Liasion Office yakni Kamerun, Chili, Republik Korea, Jerman, Mozambik, Maroko.

“Selain itu juga Polandia, Rusia, Arab Saudi, St Lucia dan Senegal,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan