Kuala Lumpur, Aktual.com – Lembaga pendanaan anak-anak PBB (Unicef) Malaysia menyatakan para korban bencana di Sulawesi Tengah sangat membutuhkan akses ke air minum dan penyediaan dukungan psiko-sosial untuk korban anak-anak.
Kepala Komunikasi Unicef Malaysia Laurent Duvillier di Kuala Lumpur, Jumat (5/10), mengatakan berdasarkan pengalaman sebelumnya, air sangat penting karena kebanyakan orang tidak dapat bertahan hidup lebih dari tiga hari tanpa air.
Dia mengatakan Unicef secara global memberikan 5 juta dolar (21 juta ringgit Malaysia) untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, gizi, sanitasi dan perlindungan anak untuk situasi krisis di sana.
“Jumlah ini hampir pasti akan bertambah seiring kebutuhan di lapangan berevolusi. Kami mohon bantuan dari orang Malaysia,” katanya sebagaimana dilansir harian The Star.
Hingga Rabu, ujar dia, sebanyak 1.407 orang telah meninggal dengan sekitar 2.550 orang yang terluka dan sebanyak 113 hilang.
Yang mengkhawatirkan adalah, ujar dia, daerah-daerah ini sudah berisiko bahkan sebelum bencana, dan sekarang banyak jalan dan jembatan telah rusak.
“Tim kami berada di lapangan untuk menilai kebutuhan masing-masing lokal di Sulawesi, sehingga kami dapat menyalurkan bantuan secara efektif,” kata Duvillier.
Dia mengatakan anak-anak sangat berisiko karena mereka sudah rentan sebelum tsunami.
Menurut dia, sebanyak 43 persen dari populasi anak-anak hidup dalam kemiskinan dan 41 persen menderita kekurangan gizi kronis.
“Salah satu hal yang kami lakukan sekarang adalah memberikan dukungan psikososial dengan melembagakan ‘ruang aman untuk anak-anak’, di mana anak-anak dapat bermain dan tinggal sementara orangtua mereka keluar untuk mengambil air atau makanan,” tambahnya.
Unicef Malaysia juga telah memasang iklan di sejumlah media di Malaysia untuk melakukan penggalangan donasi ke Palu dan Donggala.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: