Jakarta, Aktual.com — Islam masuk ke Tiongkok pada akhir masa Dinasti Sui, menjelang berdirinya Dinasti Tang (Abad ke 7), dibawa oleh saudagar Arab yang datang melalui Bandar Kanton (Guang Dong), dan Bandar Quanzhou.
Sampai sekarang masih ada keturunan Arab yang tinggal di kota itu.
Kedatangan Islam di Tiongkok dapat ditelusuri melalui dua jalur perdagangan, jalur laut dan jalur darat, terutama pada abad ke-6, saat perdagangan antara Arab dan Tiongkok sangat berkembang melalui Ceylon atau yang sekarang Sri Lanka.
Islam semakin berkembang di negeri itu pada abad ke-7 bersama peningkatan perdagangan Arab, Tiongkok, dan Persia.
Sejak saat itu, Tiongkok memiliki kaum minoritas umat beragama Islam. saat ini, sekitar 50juta Muslim yang berada di Tiongkok, juga menjalankan Ibadah puasa.
Bahkan, beberapa warga negara Indonesia yang tengah berada disana pun turut menjalankan puasa dengan menggelar salat tarawih di Kedutaan Besar RI.
Tradisi Ramadan di Tiongkok tidak terlalu ramai seperti halnya di Negara muslim lainnya. di Tiongkok kita tidak akan menemukan di Tiongkok orang berteriak sahur ketika subuh datang, atau pun penjual takjil di berbagai tempat.
Suasana di Tiongkok, sangat biasa dan kehidupan berjalan seperti hari-hari. Misalnya, Restoran Muslim di Tiongkok dan pengusaha makanan lainnya bebas melakukan bisnisnya tanpa harus menutup restoran atau tokonya untuk sebagai penghormatan di bulan Ramadhan.
Mungkin jika di daerah sekitar lingkungan mesjid akan terasa, namun itu pun juga hanya sedikit saja.
Yang berbeda hanya jadwal puasa Mesjid Agung Niujie, Beijing, yang menunjukkan waktu salat subuh di negara itu pukul 03.09 dan maghrib pukul 19.45.
Waktu puasa dan berbuka di setiap kota di Tiongkok berbeda satu hingga satu setengah jam dari Beijing. sehingga mereka akan melakukan puasa kurang lebih selama 16 jam berpuasa.
Artikel ini ditulis oleh: