Jakarta, Aktual.co — Kerajinan Batik Betawi menggunakan pola dari cerita daerah lokal perlu menonjolkan ciri khas sehingga bisa diminati pelanggan, seperti yang dibuat perajin dari daerah Marunda, Jakarta Utara.
“Motif Batik Betawi ciri khasnya ada di gambar ala Betawi seperti ondel-ondel, monas, angon kerbau, sampai si Pitung,” kata salah seorang pengelola Batik Betawi, Bimo, di Jakarta, Rabu (12/11).
Menurut Bimo, penggunaan pola tersebut sebagai upaya untuk membangkitkan kembali bentuk kebudayaan Betawi yang semakin tergusur.
Sebenarnya batik betawi sudah ada sejak jaman Belanda, katanya. Namun banyaknya penajin yang tergeser ke daerah lain membuat keberadaan batik tersebut ikut menghilang.
“Kami mulai mengenalkan kembali batik ini sekitar lima tahun lalu, semakin berkembang dan sampai sekarang ada 10 perajin Batik Betawi di Jakarta,” ucap Bimo.
Bimo menjelaskan, walaupun memiliki ciri khas,teknik pembuatannya masih memiliki kesamaan dengan batik dari Jawa.
“Warnanya seperti batik pesisir, lebih cerah. Kita juga masih pakai canting dan Ngelorot seperti di Jawa, karena belajar dan ‘kiblatnya’ dari sana,” ungkap Bimo menjelaskan.
Bimo menjelaskan dengan adanya unsur budaya dan kegiatan lokal yang menjadi pola, membuat batik tersebut digemari hampir semua elemen masyarakat.
“Uniknya setiap pola tersebut juga memiliki cerita, yang nanti bisa kita sampaikan pada pembeli. Selain memiliki produk, mereka juga bisa mengetahui kisah sejarahnya,” Bimo menjelaskan.
Artikel ini ditulis oleh: