Sejumlah warga membawa jenazah korban longsor menuju rumah duka di dusun Caok, Loano, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (19/6). Hujan deras yang mengakibatkan tanah longsor di Kabupaten Purworejo menyebabkan 16 orang meninggal dunia. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc/16.

Semarang, Aktual.com — Universitas Negeri Semarang akan mengevaluasi seluruh kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan di luar kampus, menyusul tewasnya seorang mahasiswi karena hanyut terbawa arus ketika melakukan kegiatan mahasiswa pencinta alam.

“Kalau untuk kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa Fakultas MIPA itu, sebenarnya sudah sesuai prosedur,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Humas Unnes Hendi Pratama di Semarang, Selasa (11/10).

Sebelumnya diwartakan, tiga mahasiswa Unnes yang tengah mengikuti kegiatan pra pendidikan dasar mahasiswa pecinta alam FMIPA Unnes terseret arus Sungai Segoro, Gunungpati, Semarang, Minggu (9/11) lalu.

Dua mahasiswa ditemukan dalam kondisi selamat, sementara satu mahasiswa, yakni Kurnia Dwi 17 tahun ditemukan tewas setelah dua hari pencarian, yang dilakukan tim gabungan dengan menyisir sungai.

Dia mengklaim kegiatan pradiksar mapala FMIPA Unnes itu sudah seizin universitas, dan sudah ada pula lampiran surat keterangan kesehatan dan izin orang tua untuk mengikuti pelatihan tersebut.

Meski demikian, Hendi mengaku kedepan seluruh kegiatan mahasiswa Unnes yang digelar di luar kampus harus melampirkan surat pemberitahuan atau izin dari Badan SAR Nasional.

“Ya, itu hasil evaluasinya. Kalau sebelumnya tidak ada pemberitahuan ke Basarnas atau hanya disarankan, setelah kejadian ini wajib ada izin atau surat pemberitahuan ke Basarnas.”

Ditanya mengenai rencana pemanggilan panitia kegiatan mapala itu untuk dimintai keterangan oleh kepolisian, ia mengatakan pihak universitas bersikap terbuka dan tidak akan menghalangi.

“Kami tidak akan menghalangi jika pihak kepolisian akan memeriksa panitia acara itu (mapala FMIPA Unnes) karena itu wewenang mereka. Pada dasarnya, kami menganggap kejadian ini musibah.”

Berkaitan dengan seorang mahasiswanya yang tewas dalam kegiatan mapala itu, Hendi mengatakan pihak universitas telah mengunjungi rumah duka di Desa Balong Rt 01/RW 01, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

Selain itu, pihak universitas juga telah menyelesaikan administrasi rumah sakit untuk korban yang meninggal maupun luka-luka akibat kejadian, serta memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu