Bandung, Aktual.com – Dosen dan Mahasiswa jurusan seni musik Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Jawa Barat, mengembangkan alat musik berbahan keramik, sehingga bisa dimainkan mengikuti tangga nada.
“Memainkan alat musik keramik cukup mudah, tinggal dipukul saja,” kata alumni jurusan seni musik Unpas, Taufik Ismail di Bandung, Jumat (21/8).
Pria yang akrab disapa Opik itu menyebutkan, ide memunculkan alat musik berbahan keramik itu berasal dari sekitar kampusnya yang tengah membangun, sehingga banyak material bangunan yang tersisa, termasuk limbah keramik.
“Ketika itu kami berencana membuat proyek eksplorasi musik, tapi belum tahu media apa yang akan digunakan, kebetulan ada limbah keramik,” katanya.
Saat itu, salah satu mata kuliah yang ia hadapi terkonsentrasi di bidang world music atau musik tradisional etnis dunia.
Bersama rekannya, Egi Palsa berdiskusi dengan dosen jurusan mereka, Asep Nata untuk kemudian melahirkan gagasan merancang gamelan yang seluruhnya terbuat dari limbah keramik.
“Setelah tiga bulan eksplorasi, skala musik yang sesuai akhirnya ditemukan,” katanya.
Menurut dia, yang membedakan gamelan keramik dengan gamelan pada umumnya adalah notasi yang digunakan. Gamelan keramik tidak menggunakan salendro ataupun pelog, melainkan notasi musik barat seperti yang digunakan pada piano.
Meski demikian kata dia cara pembuatannya tidak sesederhana memainkannya. Dibutuhkan kesabaran dan ketekukan untuk menciptakan gamelan keramik dengan bunyi yang pas walaupun mayoritas perangkat yang digunakan mudah dijumpai dalam keseharian, yakni keramik, paralon, gabus, dan lakban.
“Perlu beberapa kali dilakukan pitching atau pengujian nada pada masing-masing lempeng keramik agar bunyinya sesuai,” katanya.
Setelah itu diperlukan resonantor bunyi agar suaranya kencang dan jelas. Panjang dan pendeknya bilah keramik juga sangat berpengaruh pada nada.
Menurutnya, bahan baku gamelan konvensional yang terbuat dari kuningan dan cara pembuatanya yang cukup rumit menjadikan alat musik tersebut hanya dimiliki oleh kalangan tertentu. Salah satu impiannya adalah menghadirkan bentuk gamelan yang lebih memasyarakat.
“Tidak hanya gamelan keramik, sejumlah gamelan lain seperi gamelan gerabah dan gamelan kaca juga mulai dimainkan di pulau Jawa,” katanya menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: