Lanjut dia, melalui mandat yang diberikan oleh pemegang saham mayoritas, Garuda Indonesia bersama dengan manajemen yang baru mendapatkan amanat untuk memperbaiki kinerja Garuda Indonesia secara fundamental. “Jujur saya katakan, saat ini tidak mudah untuk memperbaiki kinerja Garuda Indonesia saat ini,” kata dia.
Terlepas dari berbagai kendala tersebut kata dia, di tahun 2018 PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membidik laba bersih US$ 8,7 juta dan pendapatan US$ 4,9 miliar pada 2018. Adapun pada tahun lalu, maskapai penerbangan pelat merah ini mencatatkan rugi bersih (yang termasuk extraordinary expenses) sebesar US$ 213,4 juta, dibandingkan 2016 yang mencetak laba bersih US$ 9,3 juta.
“Berbicara mengenai kondisi operasional, Garuda Indonesia juga turut mencatatkan berbagai peningkatan kinerja yang signifikan dengan target on time performance di tahun 2018 yang ditargetkan menyentuh kisaran 91 persen,” kata dia. “Ini tentunya menjadi sebuah bukti adanya progress kemajuan yang dilakukan oleh Manajemen Garuda bersama Karyawannya,” tambah lagi.
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara