Jakarta, Aktual.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, wanita di Arab Saudi mendaftarkan diri mereka untuk memilih dalam pemilihan kota, setelah dianggap mampu berpartisipasi dalam proses pemilihan di Teluk Raya.

“Saya tidak berharap ini terjadi begitu cepat,” ujar Afnan Linjawi, seorang penulis Saudi, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (21/8).

Linjawi, yang merupakan pemilih pertama, diminta oleh pemimpin perempuan lokal untuk mendorong inisiatif, serta meminta Raja Salman untuk menyetujui hal itu.

Linjawi mengatakan bahwa sementara beberapa sektor hak pilih Saudi memandang masyarakat perempuan sebagai “intrusi Barat”, ia melihat sebuah “kemajuan linear partisipasi perempuan” dalam urusan politik dan negara.

“Saya kira dengan perubahan yang terjadi, Anda harus menghadapi oposisi,” katanya.

Proses pendaftaran bagi pemilih perempuan di Arab, diikuti pula oleh perjuangan untuk memberikan perempuan hak politik mereka.

Ini dimulai pada hari Senin (17/8), ketika dua perempuan dari kota suci Makkah dan Madinah menjadi pemilih perempuan pertama yang mendaftar.

Pilkada parsial pertama berlangsung pada tahun 2005, namun hanya mengandalkan golongan laki laki saja dari masing-masing dewan kota.

Pemilihan yang diadakan setiap empat tahun, pada bulan Februari 2009 lalu, pemerintah mengumumkan bahwa mereka menunda tanpa batas waktu “untuk evaluasi” Pemilu 2009, sebagai dorongan untuk hak pilih universal intensif.

Pada tahun 2011, pemilu awalnya dijadwalkan pada 2009 berlangsung, dan selama undang-undang di tahun yang sama ada memungkinkan perempuan untuk memilih dan mencalonkan diri pada tahun 2015.

Pada saat yang sama, undang-undang juga mengatur usia pemilih menjadi 18 tahun.

Menurut Saudi Gazette, sepertiga dari pusat pemungutan suara sebanyak 1.263 sedang disisihkan untuk pemilih perempuan.

Amnesty International menyebut keputusan Saudi “lama tertunda”, tetapi menambahkan bahwa hanya sebagian kecil dari apa yang perlu ditangani lebih kesetaraan gender di negara ini.

“Jangan lupa bahwa perempuan Arab Saudi tidak akan benar-benar dapat mengarahkan diri ke bilik suara karena mereka masih benar-benar dilarang memilih,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Al Jazeera.

Artikel ini ditulis oleh: