Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia dinilai tidak bisa hanya mengandalkan cadangan devisanya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah, melainkan kenaikan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” perlu menjadi pertimbangan untuk menahan arus modal keluar, kata seorang ekonom.
“Cadangan devisa pastinya akan tergerus untuk stabilisasi. BI tidak bisa andalkan hanya cadangan devisa sebagai satu-satunya instrumen,” kata Ekonom Institute for Development of Economic and Financial (INDEF) Bhima Yudhistira di Jakarta, Selasa (8/5).
Menurut Bhima, BI masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25-50 basis poin dari level saat ini di 4,25 persen.
Jika suku bunga acuan naik, maka imbal hasil instrumen keuangan di Indonesia akan meningkat. Hal itu yang bisa menahan arus modal keluar sehingga pelepasan aset rupiah bisa tertahan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam pernyataan terakhirnya terkait arah kebijakan Bank Sentral, menekankan ruang penyesuaian suku bunga acuan terbuka jika pelemahan nilai tukar rupiah menimbulkan ancaman kepada stabilitas sistem keuangan atau membawa ancaman kepada tercapainya sasaran inflasi di 2,5-4,5 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara

















