Jakarta, Aktual.co —Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik terang-terangan akui dukung Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2) Sarwono Handayani (Yani) sebagai calon Wakil Gubernur DKI.
Namun diakui Ketua Presidium KMP DKI Jakarta itu, sampai saat ini belum ada keputusan final mengenai pencalonan Yani dari fraksi-fraksi yang tergabung di Koalisi Merah Putih (KMP) DPRD DKI, ataupun dari Gerindra sendiri.
Tapi Taufik sudah menyarankan agar parpol tidak ikut campur dan mengintervensi Ahok dalam pencalonan wagub. 
Sebab menurut Taufik yang merupakan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI tersebut, memilih seorang wagub merupakan hak prerogatif  Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 
Yakni sesuai Peraturan pemerintah pengganti UU (Perppu) Nomor 1 tahun 2014.
“Sudah jelas di Pasal 176 bahwa Ahok berhak memilih wagubnya sendiri. Saya berharap tidak ada yang intervensi Ahok,” ucapnya, di DPRD DKI Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (27/11).
Diberitakan sebelumnya kalau Gubernur Ahok meminta posisi Wagub DKI sebaiknya diisi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Alasannya, selama ini PNS tidak pernah diberi kesempatan untuk mengisi posisi politik.
“Kita ingin Jakarta isinya tidak ada orang politik deh. Walaupun jabatan saya politik, tapi PNS kita dihargai kan. Kalau PNS yang jujur, ini yang saya ingin buktikan. PNS kita banyak yang baik sebetulnya. Cuma kesempatan tidak ada,” kata Ahok di Balai Kota.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menyayangkan sikap parpol yang jarang mau berbagi jabatan publik kepada PNS, yang sebenarnya justru lebih tahu persoalan pemerintahan. 
Terkait Wagub dari PNS, Ahok mengaku sudah punya calon yang cocok. “Saya pilih Ibu Yani (Sarwono Handayani) saja karena dia pengalaman.”
Selain dianggap sudah teruji di pemerintahan, Yakni juga dianggapnya memiliki rekam jejak yang cukup baik.
“Dia (Yani) kerja sudah dua tahun dan tidak macam-macam. Suruh apapun beres dan kita sudah tanya ke pengusaha dia juga tidak pernah janjiin macam-macam. Yang kita butuhkan orang jujur. Coba saja, Pak Jokowi saja pusing cari orang jujur. Di Jakarta ini yang dibutuhkan orang jujur, itu yang susah.”

Artikel ini ditulis oleh: