Jakarta, Aktual.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengirim telepon satelit tambahan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pascagempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Minggu malam (19/8) kemarin.

Sebanyak 34 unit telepon satelit tersebut dikirimkan pada Senin, guna melengkapi perangkat telepon satelit yang telah dikirimkan oleh Badan Aksesibilitas Teknologi Informasi (BAKTI) sebelumnya menjadi 50 unit.

“Kominfo sudah kirim 50 telepon satelit untuk mendukung operasi tanggap darurat dari BNPB daerah,” kata Menteri Kominfo Rudiantara, usai pelantikan 170 pejabat eselon II, III, IV, di kantor Kominfo, Jakarta, Senin (20/8).

Pasca gempa bumi 7.0 SR dengan pusat di bagian barat Sumbawa Barat, Minggu (19/8) sejumlah kawasan di Pulau Lombok kembali terdampak. Aliran listrik di Lombok Timur dan Lombok Utara dilaporkan padam. Padamnya aliran listrik berpotensi memengaruhi operasional base station atau BTS yang ada di Pulau Lombok.

“Karenanya teman-teman operator membawa genset ke lokasi gempa untuk mengaktifkan BTS-nya karena baterai hanya bertahan 4 jam,” ujar Rudiantara.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama operator telekomunikasi tengah berusaha memulihkan jaringan telekomunikasi akibat gempa bumi pada Minggu (19/8).

Berdasarkan pantauan dari Balai Monitoring (Balmon) Frekuensi Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Mataram, pada Senin pukul 13.00 WIB, saat ini 536 base station site 2G, 3G, dan 4G di Pulau Lombok tengah dalam penanganan untuk pemulihan agar bisa digunakan kembali.

Dikutip dari siaran pers Kominfo, Senin, sebanyak 536 base stations yang tidak bisa gunakan itu terdampak rangkaian gempa bumi yang menurut pantauan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) telah berlangsung sebanyak 101 gempa bumi dengan guncangan utama berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR).

Sebaran base stations yang tidak bisa digunakan (down) terdapat 49 base stations di Lombok Utara. Sementara di Lombok Barat 30 base stations, Lombok Tengah 95 base stations, Mataram 6 base stations, Lombok Timur 354 base stations, dan di kabupaten atau kota lain (Pulau Sumbawa) sebanyak 2 base stations.

Kondisi itu terjadi karena adanya pemadaman bergilir listrik dari PLN sehingga membuat pasokan daya listrik ke base stations terhambat.

Selain itu akses ke beberapa lokasi BTS tidak bisa digunakan, sehingga membuat operator telekomunikasi mengalami kesulitan untuk melakukan pemulihan dengan penggantian baterei cadangan atau mobilisasi genset portable serta mengoperasikan fixed genset yang ada di BTS.

Gempa bumi juga mengakibatkan tiga link saluran kabel komunikasi laut (SKKL) Mataram-Sumbawa terputus. Saat ini tengah dilakukan perbaikan dan penyambungan.

Operator telekomunikasi juga telah mengalihkan dan melakukan integrasi link agar jaringan telekomunikasi bisa digunakan untuk kelancaran layanan telekomunikasi kepada masyarakat pengungsi dan koordinasi penanganan bencana.

Operator telekomunikasi juga memasang mobile Combat (Compact Mobile Basestation) untuk mendukung layanan telekomunikasi dari base stations yang belum bisa pulih dan digunakan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan