Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pembangkit Tenaga Listrik Surya (PLTS) Terapung Cirata, yang kini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan yang terbesar ketiga di dunia. Proyek ini menjadi tonggak penting dalam upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Dalam pernyataannya pada acara peresmian tersebut pada Kamis (9/11/2023), Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan terus menggarap potensi energi terbarukan, dengan fokus pada pembangkitan energi bertenaga air, atau yang dikenal dengan istilah hydropower.
“Kita yang kedua agak gede lagi yang hydropower belum final,” kata Jokowi.
Meskipun Presiden Jokowi tidak memberikan detail mengenai lokasi dan waktu pelaksanaan proyek hydropower, dia memastikan bahwa semua sedang dalam proses studi dan persiapan. Potensi hydropower di Indonesia sangat besar, dan pemerintah berkomitmen untuk mempercepat transisi energi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Saat pembukaan World Hydropower Congress 2023 di Bali pada 31 Oktober 2023, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 4.400 sungai potensial, termasuk 128 sungai besar. Diantara sungai-sungai tersebut, Sungai Mamberamo di Papua dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara disebut memiliki potensi energi yang sangat besar.
“Sungai Mamberamo memiliki potensi 24 ribu megawatt di Papua, dan Sungai Kayan memiliki potensi 13 ribu megawatt di Kalimantan Utara, yang akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park, Kalimantan,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara berkekuatan besar dalam energi terbarukan. Potensi energi hijau di Indonesia mencakup energi panas bumi (geothermal) sebanyak 24 ribu megawatt, hydropower dengan potensi 95 ribu megawatt, energi surya sebanyak 169 ribu megawatt, dan energi angin dengan potensi sebanyak 68 ribu megawatt.
Dengan peresmian PLTS Terapung Cirata dan rencana pengembangan hydropower, Indonesia semakin berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju energi terbarukan demi keberlanjutan dan kemandirian energi negara.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi
Jalil