Lampung, Aktual.com – KH. Yahya Cholil Staquf mengungkapkan bahwa akan melibatkan seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia guna mencapai tujuan bersama.

“Pemilihan Ketum saya kira ini merupakan momentum yang mendebarkan karena saya tau ada pekerjaan berat sekali yang harus dilakukan, setelah terpilih,” kata Gus Yahya, saat dimintai keterangan di Bandarlampung, Jumat (24/12).

Namun begitu, ia pun mengatakan telah berbesar hati dan sudah membuat kesepakatan dengan seluruh jajaran pengurus NU di seluruh Nusantara guna memulai satu cara kerja yang sedemikian rupa.

“Sehingga kita semua dapat bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama-sama, menyangga beban bersama-sama, bergerak seirama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi saya sangat berbesar hati,” kata dia.

Terkait program yang akan dilakukan, Gus Yahya menekankan bahwa agenda ke depan adalah untuk ‘Menghidupkan Gus Dur’.

“Untuk program secara kalau bicara singkat seperti yang selalu saya ulang-ulang bahwa agenda ke depan ialah Menghidupkan Gus Dur. Kita tahu, bahwa ini bukan konsep yang sederhana tapi imajinasi masyarakat, imajinasi teman-teman semua tentang Gus Dur, saya kira akan bisa menangkap apa yang saya maksud dengan menghidupkan Gus Dur,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini Gur Dur melakukan semua yang dilakukannya sendirian dan tidak ada yang mungkin seseorang mampu menggantikannya setelah yang bersangkutan tidak ada.

“Tetapi semua nahdliyyin jelas-jelas masih membutuhkan fungsi Gus Dur, membutuhkan peran dan kehadirannya, maka kita harus berusaha untuk membangun strategi supaya NU sebagai organisasi bisa hadir laksana Gus Dur, Sehingga masyarakat ketika merasakan apa yang di lakukan NU, layanan diberikan mereka bisa merasakan kembali, seolah-olah Gus Dur hadir lagi diantara kita,” katanya.

KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana KH Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung.

Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi