Karakas, Aktual.com – Kelompok oposisi Venezuela menyatakan bahwa anggota parlemen Juan Requesens beserta adik perempuannya, yang juga tokoh mahasiswa, Rafaela Requesens, ditangkap pada Selasa malam.

Penangkapan itu dilakukan setelah Presiden Nicolas Maduro memerintahkan penegak hukum memburu pelaku serangan bom, yang menyasar dirinya pada akhir pekan lalu.

“Sebanyak 14 orang dari badan intelijen SEBIN menculik anggota parlemen Juan Requesens dan ketua Federasi Pusat Universitas, Rafaela Requesens,” kata Partai Keadilan, tempat Requesens menjalani karir politik, di Twitter.

Beberapa saat kemudian, Rafaela dilepaskan dan kini “berada di tempat aman”, kata ayahnya dalam video, yang disiarkan di media sosial dari depan penjara Karakas.

Video penangkapan Requesens bersaudara beredar di media sosial. Keduanya saat itu nampak terburu-buru keluar dari elevator, lalu beberapa detik kemudian dikejar dan ditangkap oleh sejumlah petugas keamanan.

“Yang kami tahu, SEBIN datang untuk menangkap dia di apartemennya di Caracas. Kami sangat sedih,” kata sumber yang dekat dengan Juan Requesens.

Beberapa saat kemudian, Maduro menyampaikan sebuah pidato yang disiarkan oleh televisi, di mana sang presiden menunjukkan sebuah video seorang anggota Garda Nasional menuding Juan Requesens terlibat dalam serangan bom dari pesawat nir-awak.

“Seorang pemimpin oposisi lain juga disebut, dia seorang psikopat gila dengan nama keluarga Requesens,” kata Maduro dalam pidato dua jam. Dia juga menuding pemimpin oposisi lain, Julio Borges, terlibat dalam serangan tersebut.

Maduro tidak mengatakan apakah Juan Requesens, tokoh yang masih berusia 29 tahun dari negara bagian Tachira, telah ditahan. Kementerian Informasi juga tidak menjawab pertanyaan soal ini.

Dalam kesempatan yang berbeda, kepala Dewan Konstituante, Diosdado Cabello, mengatakan bahwa pihaknya akan membahas pencabutan hak imunitas bagi para anggota parlemen yang terlibat dalam “upaya asasinasi gagal” terhadap presiden.

“Keadilan akan ditegakkan,” kata Cabello dalam akun Twitternya.

Sementara itu, “Tentara Berkaus”, yang dibentuk untuk menyatukan “perlawanan” terhadap Maduro, mengaku bertanggung jawab atas peristiwa serangan pada akhir pekan lalu tersebut.

“Perlawanan” adalah kata yang biasa digunakan untuk menggambarkan para demonstran yang berada di barus depan unjuk rasa di Venezuela selama 2014 sampai 2017 lalu.

Requesens bersaudara diketahui turut membantu penggalangan gelombang unjuk rasa, yang berakhir dengan penangkapan atas ratusan pegiat tersebut.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan