Ilustrasi Ritel (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Pertumbuhan ritel di tanah air jauh lebih lambat dalam dua tahun belakangan. Pertumbuhan sektor ini pada 2017 tidak mencapai 4 %, yakni 3,9 % pada kuartal I 2017 dan 3,7 % pada kuartal selanjutnya.

Padahal, pada kuartal I 2016, sektor ini masih mengalami pertumbuhan dengan angka yang tergolong bagus, 11,3%. Terjun bebasnya pertumbuhan ritel sendiri dimulai pada kuartal II 2016 dengan anjlok menjadi 9,2%.

Anjloknya industri ritel pun terbilang mengejutkan lantaran pertumbuhannya telah melebihi pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun belakangan.

Beberapa waktu lalu, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey pun sempat menyatakan bahwa keanjlokan ini disebabkan oleh perubahan pola belanja dari masyarakat.

Namun ketika ditanya lebih dalam oleh Aktual, Roy pun mengakui jika keengganan masyarakat untuk berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan sangat dipengaruhi oleh pemasukan masyarakat yang kini terbilang minim.

“Usia produktif kita belum ditampung secara maksimal dalam tenaga kerja formal,” ucapnya kepada Aktual, Selasa (26/9).

Usia produktif yang dimaksud Roy sendiri bukanlah penduduk yang berusia 15-64 tahun, melainkan lebih spesifik ke segmentasi penduduk yang memilki usia 20-30 tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby