Dari kanan ke kiri, Politisi PDIP Ahmad Basarah, Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS Vidhyandika Perkasa, Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte, Peneliti CSIS Arya Vernandes dan Politisi Partai Golkar Nurul Arifin saat menjadi pembicara rilis hadil survei dua tahun pemerintahan Jokowi-JK dan Konsolidasi Kekuasaan serta Dinamika Elektoral di Jakarta, Selasa (13/9). Masyarakat berpendidikan tinggi dinilai banyak yang tak puas dengan kinerja pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla. Secara umum, tingkat ketidakpuasan masyarakat sebesar 32,8 persen. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Partai Golkar sudah jauh-jauh hari mendeklarasikan kepada Joko Widodo untuk maju di Pilpres 2019. Langkah Golkar itu pun ternyata mampu meningkatkan elektabilitas partai dibawah kepimpinan Setya Novanto tersebut.

“Yang menarik Golkar, bahwa terjadi peningkatan elektabilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan partai-partai lain. Jika saat itu diadakan pemilu legislatif suara Golkar mencapai 14.1 persen. Naik dari hasil survei sebelumnya pada Oktober 2015 yang hanya mencapai 11,4 persen,”ujar Direktur Eksekutif CSIS Philip Vermonte kepada wartawan di Auditorium CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Selasa (13/9).

Survei yang dilakukan itu mulai tanggal 8-15 Agustus 2016 dengan 1.000 responden secara acak (random sampling) dari 34 provinsi di Indonesia. Responden adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih. Margin of error dari survei ini sebesar 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara, elektabilitas PDIP sebagai partai pengusung utama Jokowi juga mengalami penaikan seperti Partai Golkar. Hal ini berbanding lurus dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi di tahun keduanya.

“PDIP juga mengalami peningkatan, dari 32,0 persen menjadi 34,6 persen. Ini juga tak lepas dari sosok Jokowi.”

Politisi partai Golkar Nurul Arifin menyebutkan, keputusan partainya untuk mendeklarasikan dukungannya terhadap Jokowi secara cepat adalah ide ketua umum Partai Golkar Setya Novanto.

“Ini ide brilian Pak Setya Novanto. Beliau melihat marwah Golkar adalah dekat dengan pemerintahan. Pak Jokowi adalah sosok yang memang masih dicintai masyarakat, ” kata Nurul.

“Ketika kami berkeliling di 34 provinsi, sambutan terhadap Jokowi masih cukup mengesankan. Jadi saya juga mengapresiasi hasil survei dari CSIS ini.”

Berikut hasil lengkap hasil survei tingkat elektabilitas partai yang dilakukan CSIS. Perbandingan hasil survei CSIS Oktober tahun 2015 dengan Agustus 2016:

PDIP : 32,0 persen menjadi 34,6 persenGerindra : 17,3 persen menjadi 14,3 persenGolkar : 11,4 persen menjadi 14,1 persenDemokrat: 6,6 persen menjadi 9,0 persenPKS: 2,0 persen menjadi 4.0 persen PPP : 1,9 persen menjadi 2,2 persen Nasdem : 3.0 persen menjadi 3,1 persenPAN: 1,9 persen menjadi 1,5 persenPerindo: 0,8 persen menjadi 1 persenHanura: 0,8 persen menjadi 0,6 persen PBB: 0,5 persen menjadi 0,2 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu